Berita Internasional
Inilah Sosok Qamar Gul Gadis 15 Tahun Tembak Mati 2 Pejuang Taliban Gara-gara Dendam Kesumat
Dendam kesumat membuat seorang gadis 15 tahun di Afghanistan nekat memberondong dua anggota Taliban menggunakan AK-47.
TRIBUNJATENG.COM - Dendam kesumat membuat seorang gadis 15 tahun di Afghanistan nekat memberondong dua anggota Taliban menggunakan AK-47.
Aksi nekat gadis tersebut viral di media sosial dan menuai banyak dukungan.
Gadis bernama Qamar Gul itu menaruh dendam kepada Taliban semenjak kedua orangtuanya dibunuh tepat di depan matanya.
• Viral Video Catherine Wilson Diduga Ngefly Saat Jadi Bintang Tamu Ini Talkshow Dipandu Andre & Sule
• Hotman Paris Blak-blakan Inul Dartista dan Syahrini Berani Bayar Mahal Pakai Jasanya
• Polisi Tersangka Pembunuh George Floyd Didakwa Ngemplang Pajak Rp 554 juta
• Hagia Sophia: Salat Jumat Pertama Setelah 86 Tahun, Sambutan Allahu Akbar, Terharu dan Merinding
"Saya tidak takut lagi kepada mereka, dan siap memerangi mereka lagi," ujar gadis berusia 15 tahun itu dilansir dari AFP.
Dalam foto yang beredar nampak Qamar Gul memegang senapan serbu AK-47, di mana aksinya menuai pujian sekaligus seruan agar dia bisa keluar hidup-hidup dari Afghanistan.
Berikut rangkuman faktanya dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Gadis yang Tembak Mati 2 Anggota Taliban Kisahkan Kemarahan Saat Orangtuanya Dibunuh'
1. Kronologi awal
Dalam wawancaranya dengan AFP, Gul mengisahkan semuanya berawal ketika kelompok Taliban datang ke rumah mereka pada tengah malam.
Saat itu, dia tengah terlelap di kamar bersama adiknya yang berumur 12 tahun, ketika dia terbangun karena mendengar ada yang mendobrak pintu.
"Ibu saya berlari untuk menghentikan mereka. Namun saat itu, mereka sudah merangsek masuk dengan merusak pintu," jelas Gul.
"Mereka menyeret ayah dan ibu saya keluar dari rumah, di mana mereka dibunuh dengan cara ditembak beberapa kali," kenang Gul.
2. Berondong anggota Taliban pakai AK-47
Dilansir AFP Kamis (23/7/2020), dia mengungkapkan awalnya dia merasa takut, sebelum kemudian "kemarahan ganti menjalar ke seluruh tubuhnya".
Berbekal ajaran menggunakan senapan AK-47 dari sang ayah, dia kemudian mengambil senjata itu dan keluar untuk menyerang dua pembunuh orangtuanya.
Pada saat itu, adiknya baru saja bergabung ketika salah satu pemberontak, yang diyakini adalah pemimpinnya, berusaha membalas tembakan.
Gul menuturkan adiknya segera mengambil senapannya dan menembaki si pemimpin, yang kemudian melarikan diri dalam keadaan terluka.
Di tengah baku tembak, sejumlah milisi pro-pemerintah dan warga desa datang membantu mereka, dan membuat kelompok itu tunggang langgang.
3. Sang ayah diincar Taliban
Pada Rabu (22/7/2020), The New York Times melaporkan pembunuhan di rumah Qamar Gul juga dipicu masalah keluarga, dengan salah satu penyerang disebut adalah suami Gul.
Mengutip sejumlah sumber seperti kerabat Gul, si penyerang dilaporkan berusaha memaksa si remaja pulang, dan berselisih dengan keluarganya.
Pejabat setempat menerangkan ayah Gul yang juga seorang kepala desa sengaja diincar dan dibunuh Taliban.
Sebab, dia mendukung pemerintah Afghanistan. Kelompok tersebut disebut sering menyasar orang-orang yang dianggap memberikan informasi baik kepada otoritas maupun pasukan keamanan.
Distrik Taywara, kawasan di mana desa Gul berada, hampir setiap hari menjadi lokasi baku tembak antara militer Afghanistan dan Taliban.
4. Mengaku bangga
"Saya bangga sudah membunuh pembunuh ayah saya," kata dia, seraya berujar dia membunuh dua milisi itu tak hanya karena menembak mati orangtuanya.
Tetapi juga dia mengerti setelah melaksanakan aksinya, para pemberontak ganti mengincar Qamar Gul bersama adiknya tersebut.
Qamar Gul mengatakan, satu-satunya yang disesalinya adalah tidak bisa mengucapkan selamat tinggal kepada ayah serta ibunya.
Dia mengisahkan setelah membunuh dua pemberontak itu, dia mengecek orangtuanya. Tetapi, mereka sudah tidak bernapas.
"Saya bahkan tak bisa mengucapkan hal terakhir," sesalnya.
5. Kisahnya viral dan menuai dukungan
Begitu kisahnya viral, ratusan orang di media sosial menyerukan agar Gul dan adiknya dilindungi, dengan ada yang mengusulkan mereka dikeluarkan dari Afghanistan.
Salah satunya adalah aktivis hak perempuan Fawzia Koofi di Facebook, yang menyatakan saat ini nyawa gadis itu dan adiknya terancam.
Munera Yousufzada, pejabat di kementerian pertahanan mengatakan, "aksi berani" Gul merupakan pesan dari para perempuan kepada pemberontak.
"Taliban seharusnya menyadari dan paham, perempuan pada saat ini berbeda dari waktu ketka mereka masih memerintah," jelas Yousufzada.
Lebih lanjut, juru bicara pemberontak mengakui memang ada operasi yang terjadi di desa tempat tinggal Gul. Tapi membantah anggota mereka ditembak mati olehnya.
Taliban Serang Kantor Pemerintah
Konflik bersenjata di Afghanistan yang sudah berlangsung 18 tahun masih belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
Pemberontak Taliban aktif melakukan serangan, seperti yang terjadi di kantor pemerintah, Senin (13/7).
Serangan diawali ledakan bom mobil di kompleks pemerintah Afghanistan.
Tak lama kemudian terjadi baku tembak sengit antara Taliban dan pasukan pemerintah.
Serangan tersebut terjadi di fasilitas pemerintah di ibukota Provinsi Samangan, Aybak, dekat dengan pusat agen intelijen, Direktorat Keamanan Nasional.
Juru Bicara Pemerintah Provinsi Samangan, Mohammad Sediq Azizi, mengatakan serangan tersebut cukup kompleks yang dimulai dengan ledakan bom mobil.
Serangan berakhir setelah empat pria penyerang yang bersenjata api tewas setelah bentrok dengan pasukan keamanan Afghanistan sebagaimana dilansir dari Reuters, Senin.
Gubernur Samangan, Abdul Latif Ibrahimi, mengatakan 10 pasukan keamanan telah terbunuh dan 54 orang terluka, termasuk warga sipil.
Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Hal itu menimbulkan eskalasi antara pemerintah Afghanistan dengan Taliban semakin panas.
Amerika Serikat ( AS) berusaha mempertemukan pihak pemerintah Afghanistan dengan Taliban selama 18 tahun untuk menyudahi konflik.
Namun usaha tersebut belum juga berhasil. Tindak kekerasan lebih lanjut ditakutkan akan menghambat kemajuan pembicaraan.
Sebelumnya, Taliban meminta pembebasan 600 tahanan dari 5.000 yang ditahan. Namun pemerintah Afghanistan tidak sepakat.(*)
• Benarkah Megawati Bakal All Out Turun Langsung Bantu Menangkan Gibran? Ini Jawaban Hugo
• Mendagri Tito Karnavian Tak Mau Gegabah Soal Pemakzulan Bupati Jember Faida, Harus Ikuti Prosedur
• Viral Video Pendaki yang Meninggal di Puncak Lawu, Sempat Lepas Baju dan Kumpulkan Ranting Kayu
• Sebelum Dihabisi, NF Sempat Memeluk Suaminya dan Ucapkan 1 Permintaan