Berita Regional
Viral Perawat ICU RSUD Dipukul Keluarga Pasien Meninggal, Ini Faktanya
Aksi pemukulan seorang perawat ICU RSUD Sayang Cianjur terekam kamera CCTV.
TRIBUNJATENG.COM, CIANJUR - Aksi pemukulan seorang perawat ICU RSUD Sayang Cianjur terekam kamera CCTV.
Rekaman video tersebut telah beredar di media sosial.
Korban pemukulan, Sunandar (32), memperlihatkan rekaman CCTV aksi pemukulan dirinya kepada pihak kepolisian saat melapor, Jumat (24/7/2020).
• Beam Bule Amerika Buronan Interpol Produksi Film Dewasa dan Bisnis Mainan Seks di Bali, Ini Faktanya
• Nakagami Jadi Pebalap Jepang Tercepat dalam 14 Tahun Terakhir
• Andritany Persija Tak Dipanggil TC Timnas Indonesia Asuhan Shin Tae-yong, Jadi Bahan Intropeksi Diri
• Ini Kata Poppy Amalya saat Lihat Air Mata Jessica Iskandar yang Jatuh Tepat di Bagian Tengah
Rekaman tersebut menjadi bukti petunjuk yang dibawanya selain bukti hasil visum et repertum.
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Hubungan Antarlembaga Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Cianjur, Edi Susanto, mengatakan, pihaknya telah merangkum hasil investigasi di lapangan yang menjadikan sebuah kronologis mengenai peristiwa yang menimpa Sunandar.
"Tadi saya yang menyerahkan kronologis tersebut ke bidang hukum sebagai laporan ke PPNI Jabar," kata Edi.
Edi mengatakan, sesuai dengan tahapan, korban pemukulan juga sudah memberikan keterangan kepada PPNI Cianjur.
"Kalau proses hukum tadi korban sudah melakukan pelaporan," katanya.
Mengenai kejadian pemukulan, Sunandar mengatakan saat ia sedang mengurus seorang jenazah pasien riwayat penyakit jantung di ruangan ICU.
Sunandar menceritakan kronologis awal, malam saat kejadian tersebut berlangsung.
"Saat itu saya piket malam pada Selasa (21/7/2020), seperti biasa saya kondisikan dulu pasien. Kebetulan saya ada tiga tim yang berdampingan. Saya cek dan periksa semuanya dalam artian juga memperhatikan pemasangan alat bantu pasien," kata Sunandar.
Ia mengatakan, kembali mengecek status selang infus termasuk selang oksigen semua pasien.
"Saya kerja masuk langsung ke status para pasien. Saya melihat selang oksigen pasien copot sekitar pukul 21.00 WIB, kondisi pasien setengah sadar, tapi disuruh angkat kaki kanan masih respons, sesuai SOP saya masukin infusan 30 menit kemudian dan alat suntik antibiotik," kata Sunandar.
Lalu, kata Sunandar, pada pukul 23.00 WIB terjadi penurunan kondisi pasien. Ia pun langsung mengecek keadaan pasien. Ia menyebut saat itu nadi pasien sudah lemah.
"Saya minta bantuan teman untuk telepon dokter jaga, beberapa saat kemudian dokter jaga datang dan ia memerintahkan untuk melakukan tindakan lanjutan RJP. Tapi dicek respons tak ada. Dokter menyebut pasien meninggal pada pukul 00.15 WIB," katanya.