Berita Banjarnegara
Aryadi Ungkap Fakta Baru Misteri Temuan Situs Diduga Ondo Budho di Bukit Sipandu Dieng
Misteri temuan situs diduga Ondo Budho di bukit Sipandu Dieng masih belum terpecahkan.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Misteri temuan situs diduga Ondo Budho di bukit Sipandu Dieng masih belum terpecahkan.
Tetapi ada fakta baru yang ditemukan di balik penemuan situs itu.
Ini berdasarkan kajian sementara arkeolog Banjarnegara Aryadi Darwanto yang telah mendatangi kembali situs itu di bawah puncak gunung Sipandu, Minggu (26/7).
• Kisah Pengakuan PSK Online Semarang: Dari Ayam Kampus hingga Jadi Karyawati, Kini Coba Jualan Baju
• PKS Incar Purnomo untuk Tantang Gibran di Pilkada Solo, Tidak Menolak Tapi Belum Mengiyakan
• Viral Dua Sejoli Berbuat Jorok Lupa Menutup Tirai Gorden Hotel, Jadi Tontonan Warga
• Viral Lamaran di Batang, Bawa Mobil dan Isi Rumah
Aryadi sempat menggali lahan di sekitar struktur batu memanjang sekitar 10 meter yang ditemukan sebelumnya.
Ia ingin melihat apakah bangunan itu hanya sepanjang yang terlihat, terputus, atau masih ada sambungannya di bawah tanah.
Ia tidak menggali banyak lahan itu, melainkan hanya sedikit saja untuk membuka tabir misteri yang belum terpecahkan.
Bangunan memanjang yang masih menancap di tanah itu tersusun dari batu-batu berbentuk balok sepanjang sekitar 40 cm yang ditata menyambung.
Menariknya, batu-batu balok itu berlubang membentuk setengah lingkaran pada bagian dalam atau yang menempel tanah.
Aryadi sendiri belum bisa menyimpulkan fungsi lubang pada bangunan itu.
"Temuan ini unik, karena ada lubang setengah lingkaran di struktur batu. Belum jelas fungsinya apa,"katanya, (28/7)
Ia pun mencoba menggali tanah di sisi bangunan itu yang menjadi jalur pijakan pendaki atau pejalan kaki.
Ia ingin memastikan apakah di dalam tanah itu terdapat bagian bangunan yang terkubur, semisal anak tangga.
Penemuan anak tangga sangat penting untuk membuktikan situs itu adalah Ondo Budho.
Ada pula Ondo Budho tanpa anak tangga seperti tertulis dalam laporan Belanda.
Tangga jenis ini, kata Aryadi, seperti perosotan karena tidak memiliki anak tangga.