Berita Viral
Setelah Pasukan Pergi, Saifullah Menemukan Ayah dan Para Saudaranya Terbaring Telungkup Tak Bernyawa
Mereka tiba-tiba terbangun karena suara rotor helikopter, diikuti dengan terikan melalui megafon
Sebagai bagian dari litigasi, tuduhan tentang 4 pembunuhan warga sipil diteruskan ke cabang investigasi khusus dari Royal Military Police (RMP), yang merasa klaim tersebut cukup serius.
Penyelidikan dimulai pada Maret 2014.
Namun, dalam komunikasi luar biasa antara anggota unit SAS dan tokok Pasukan Khusus senior yang diungkapkan dalam pengadilan, masalah menjadi tidak jelas.
Ketika seorang sersan mayor SAS mengirimkan email balasan pada pukul 6.56 pagi waktu setempat yang berisi,
"Ini tentang...pembantaian terbaru! Saya sudah mendengar beberapa rumor."
Respons seorang perwira senior ini menguraikan apa yang tampaknya menjadi kasus utamanya.
Ia menggambarkan kematian dari sepupu Saifullah, Ahmad Shah.
"Pada dasarnya untuk yang ke-10 kalinya dalam 2 minggu terkahir, ketika mereka mengirim B (pria Afghanistan kembali ke A (gudang), untuk membuka tirai.
Dia muncul kembali dengan AK (senapa serbu AK-47)."
Email terakhir berisi informasi penembakan di luar ruangan terhadap salah satu hingga 2 saudara laki-laki, Saddam.
"Dan akhirnya mereka (pasukan SAS) menembak seorang laki-laki yang bersembunyi di balik semak-semak dan membawa granat di tangan.
Anda tidak bisa melakukannya!"
Namun, dalam rincian laporan, ada yang aneh dari kematian itu, di mana para pria Afghanistan memiliki senapan serbu AK-47 dan granat dari tempat tidur, serta di balik tirai yang petugas SAS perintahkan untuk dibuka, telah membuat heran.
Dalam satu catatan yang ditulis pada hari pembunuhan, seorang perwira mengatakan dia telah melakukan pertemuan "sangat sulit" dengan kolonel yang bertanggung jawab atas unit mitra Afghanistan (APU) tentang insiden itu.
Kolonel itu membawa sembilan tentaranya, salah satunya adalah kerabat keluarga Saifullah, yang memberi jaminan bahwa orang-orang yang telah SAS bunuh itu adalah guru dan petani, bukan pendukung Taliban.