Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ekonomi Indonesia Minus 5,32 Persen, Menkeu Nilai Masih Normal

Ekonomi Indonesia semester I 2020 terhadap semester I 2019 mengalami kontraksi sebesar 1,26 persen

Editor: rustam aji
Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews.com
Menteri Keuangan Sri Mulyani 

"Penjualan mobil juga turun sebesar 89,44 persen yoy," ujarnya.

Disisi lain, Suhariyanto menyampaikan, penjualan sepeda motor secara wholesale pada kuartal II 2020 mencapai 313.625 unit. "Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 80,06 persen secara qtq dan 79,70 persen yoy," pungkasnya.

Merespon hasil survei BPS, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan, stabilitas sistem keuangan nasional pada kuartal II-2020 masih tetap berada di level normal. Ini terjadi meski realisasi pertumbuhan ekonomi April-Juni 2020 terkontraksi sebesar 5,32 persen. "KSSK melihat bahwa stabilitas sistem keuangan pada triwulan II-2020, yaitu periode April, Mei, dan Juni adalah pada kondisi normal, meskipun kewaspadaan terus ditingkatkan," ujar Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

Sri Mulyani yang juga menjabat sebagai Ketua KSSK mengatakan, pada periode tersebut berbagai indikator stabilitas sistem keuangan masih tetap terjaga. Namun demikian, dia menyadari, realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 jauh lebih buruk ketimbang periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019 masih mampu menyentuh angka 5,05 persen.

Anjloknya pertumbuhan ekonomi nasional tidak lain diakibatkan oleh melemahnya aktifitas perekonomian pada kuartal II-2020. Pasalnya, pada April dan Mei 2020, berbagai daerah menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), yang berimbas melambatnya roda perekonomian nasional. "Memang penerapan PSBB, yang memang berjalan secara cukup meluas pada akhir Maret sudah mempengaruhi perekonomian kita pada April dan Mei secara sangat dalam," ujar Sri Mulyani.

Perekonomian nasional disebut mulai bangkit kembali pada Juni lalu, seiring dibukanya berbagai aktifitas perekonomian. "Kita harapkan bisa dijaga pada kuartal III," katanya. Untuk menjaga momentum perbaikan ekonomi tersebut, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memastikan, pihaknya bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan siap mengeluarkan berbagai langkah antisipatif maupun responsif, baik dari sisi fiskal dan moneter.

"Kita bersama-sama terus memformulasikan dan mendesain untuk bisa meminimalkan dampak pandemi Covid 19 terhadap kegiatan ekonomi maupun sektor keuangan," ucapnya.(tribun network)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved