Berita Banyumas
Klasifikasi Potensi Konflik di Banyumas, Konflik Ormas Lebih Sering Terjadi
Perselisihan diyakini karena adanya permasalah pribadi antara satu anggota ormas dengan anggota ormas lainnya
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Polresta Banyumas mencatat selama periode 2019 - 2020 konflik yang sering terjadi di wilayah Kabupaten Banyumas dibagi menjadi tiga klasifikasi.
Kasat Intelkam Polresta Banyumas, Kompol Dwi Sulistiono mengatakan ada tiga klasifikasi konflik yang sering terjadi di Kabupaten Banyumas yakni Konflik Ormas, industrial dan sosial.
Salah satu yang paling banyak terjadi justru konflik antar Organisasi Masyarakat (Ormas).
"Trend konflik sejak tahun 2019-2020 itu konflik ormas.
Dimana banyak ormas yang berselisih," jelasnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (5/8/2020).
Perselisihan diyakini karena adanya permasalah pribadi antara satu anggota ormas dengan anggota ormas lainnya.
Dari perselisihan pribadi tersebut, mereka kemudian membawanya ke ranah konflik ormas.
"Kemudian juga ada urusan leasing, sama-sama dibackup dari ormas yang berbeda kemudian terjadi perselisihan.
Sering terjadi konflik seperti itu," imbuhnya.
Sebagai upaya antisipasi agar konflik tidak semakin meluas, pihaknya menjelaskan selalu berusaha memediasi kedua belah pihak.
Dengan duduk bersama diharapkan akan menghindari terjadinya kontak fisik antara kedua belah pihak yang berkonflik.
Pihaknya menambahkan jika biasanya itu ada sumbatan komunikasi antara mereka.
Hal itu karena informasi yang mereka terima berbeda-beda, sehingga tidak ada kesempatan komunikasi secara jernih.
Sementara untuk konflik perindustrial, lebih didominasi oleh perselisihan pertambangan di tepi sungai yang ada di Kabupaten Banyumas.
Beberapa telah terselesaikan seperti terjadi di Rawalo, sesuai surat edaran dari ESDM, sepanjang Sungai Serayu itu hanya diperbolehkan penambangan rakyat, yang artinya manual tidak menggunakan mesin.
Kemudian terakhir adalah konflik sosial, dimana konflik tersebut melibatkan seorang perangkat desa dengan para warganya.
Misalnya saja ada dugaan oknum perangkat desa melakukan perselingkuhan dengan seorang bidan, seperti yang terjadi di Desa Pejogol, Kecamatan Cilongok pada beberapa waktu lalu. (Tribunbanyumas/jti)