Berita Regional
Kisah Bayi Nadine Butuh Uluran Bantuan Rp 2 Miliar, Perutnya Terus Membesar
Nadine Sohaga Gulo yang baru berusia 6 bulan didiagnosis menderita atresia bilier, yakni bayi penderita kelainan fungsi hati.
TRIBUNJATENG.COM, NIAS – Nadine Sohaga Gulo yang baru berusia 6 bulan didiagnosis menderita atresia bilier, yakni bayi penderita kelainan fungsi hati.
Nadine dan orangtuanya tinggal di Desa Baruzo, Kecamatan Sogaeadu, Kabupaten Nias, Sumatera Utara.
Nadine yang lahir pada 25 Januari 2020, hingga saat ini hanya bisa terbaring lemas dan terus merintih dan menangis menahan sakit.
• Hari Bahagia Sekejap Berganti Duka, Calon Pengantin Pria Tewas Ditonton Mempelai Wanita Jelang Akad
• September Bantuan Pemerintah Rp 2,4 Juta Ditransfer Langsung ke Rekening Karyawan, Ini Mekanismenya
• Ditolak Mentah-mentah Wakil Ketua DPRD Solo, Seperti Ini Jenis Mobil Dinas Baru Seharga Rp 600 Juta
• Misteri Hilangnya Candi di Gunung Sipandu Dieng Perbatasan Banjarnegara-Batang
Dari waktu ke waktu, perutnya terus membesar.
Menurut diagnosis sebelumnya, Nadine menderita kolestasis ekstrahepatik, atresia bilier Dd/alagille syndrome, asianotik CHD, hipoalbuminemia, anemia. Ayah Nadine, Ivan Berkat Tama Gulo (26), sehari-hari hanya bekerja sebagai petani ladang.
Sementara Ibunya yang bernama Ernawati Gulo (22), hanya sibuk mengurus nadine dan tak bisa mencari uang.
Nadine dan orangtuanya kini hanya berharap uluran tangan para dermawan.
Menurut pihak rumah sakit, biaya operasi yang harus disiapkan sekitar Rp 2 miliar.
Kompas.com menggalang dana membantu kisah Nadine sang bayi 6 bulan pengidap kelainan Hati.
Sumbangkan rezeki Anda dengan klik di sini untuk donasi via Kitabisa.com
Orangtua Nadine baru mengetahui penyakit anaknya saat dibawa ke Rumah Sakit Umum Murni Teguh di Medan.
Mereka mendapatkan informasi bahwa untuk biaya operasi akan menelan biaya Rp 2 miliar, bahkan mungkin lebih.
Menurut Ernawati, perubahan pada anaknya mulai terlihat pada Maret 2020.
Nadine sering demam dengan panas naik dan turun, serta kesulitan makan.
“Dokter bilang tidak ada tanda-tanda penyakit, makanya kami bawa pulang ke rumah.