SMAN 5 Semarang Berikan Pinjaman HP dan Tablet untuk Siswa Kurang Mampu, Siswanto: Hasil Iuran Guru
SMAN 5 Semarang memberikan pinjaman berupa handphone dan tablet untuk siswa kurang mampu.
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dalam rangka mendukung pembelajaran daring, SMAN 5 Semarang memberikan pinjaman berupa handphone dan tablet untuk siswa kurang mampu. Selain itu, pihak sekolah juga memberikan pinjaman laptop.
Menurut Kepala SMAN 5 Semarang Siswanto, pemberian pinjaman handphone dan tablet itu merupakan sumbangan dari iuran guru. Namun, untuk laptop pihak sekolah memang mempunyai banyak laptop yang biasanya digunakan di laboratorium.
"Daripada tidak terpakai laptopnya kan lebih baik dipinjamkan ke siswa yang memang membutuhkan," ucapnya kepada Tribun Jateng, Kamis (6/8/2020).
Siswanto menyampaikan, pihaknya mengaku tidak banyak handphone dan tablet yang bisa dipinjamkan. Hal itu lantaran memang SMAN 5 Semarang tidak mendapatkan anggaran dari Dana BOS Kinerja maupun Afirmasi.
"Sebenarnya sudah lama direncanakan. Namun, laptop sekolah yang dipinjamkan juga tidak banyak atau mencukupi. Maka, atas inisiatif guru-guru mereka iuran untuk dibelikan handphone dan tablet," terangnya.
Menurutnya, karena ini merupakan inisiatif guru menyumbangkan seikhlasnya. Selain guru, karyawan SMAN 5 Semarang juga turut menyumbang.
"Jadi, nanti sekolah akan ada pengadaan handphone dan tablet. Ini sebagian dari orangtua siswa juga ada yang mau ikut menyumbang," ungkapnya.
Siswanto menyampaikan, pada hari ini ada empat gawai yang diberikan yaitu dua handphone dan dua tablet.
"Sama seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, kalau memang nanti ada kerusakan silakan dikomunikasikan dengan pihak sekolah. Nanti kami yang akan memperbaiki," tandasnya.
Pihak SMAN 5 Semarang juga meminjamkan modem beserta kuota internet untuk siswa yang diberikan pinjaman laptop. Sementara, untuk siswa yang diberikan pinjaman handphone dan tablet diberikan kuota internet.
"Harapan kami, siswa dan orangtua bisa terbantu dengan adanya gawai tersebut. Kasian kan kalau mereka tidak bisa mengikuti pembelajaran. Mereka punya hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan pendidikan," tandasnya. (*)