Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UKSW SALATIGA

Kolaborasi FID UKSW dan Universitas Harkat Negeri Tegal: Menggagas Etika Bernegara dalam Pembangunan

FID menyelenggarakan "Bedah Buku dan Kuliah Tamu Sudirman Said" yang menggandeng Universitas Harkat Negeri Tegal (UHN).

Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
KERJA SAMA: Dekan FID Aldi Herindra Lasso, S.Pd., M.M.Par., Ph.D., dan Rektor UHN Sudirman Said, M.B.A., berjabat tangan setelah penandatanganan Implementation of Agreement antara UKSW dan UHN. Kolaborasi itu merupakan bagian untuk semakin mengokohkan eksistensi FID di kancah nasional. (Dok UKSW) 

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Fakultas Interdisiplin (FID) UKSW menjaga tradisi akademik di setiap pembukaan awal tahun ajaran baru.

Di awal semester gasal ini, FID menyelenggarakan "Bedah Buku dan Kuliah Tamu Sudirman Said" yang menggandeng Universitas Harkat Negeri Tegal (UHN), Senin (25/08/2025), di Ruang Probowinoto.

Kegiatan ini menghadirkan Rektor UHN, Sudirman Said, M.B.A., dan Wakil Dekan Titi Susilowati Prabawa, S.Pd., M.A., Ph.D., sebagai narasumber.

Buku Sudirman Said berjudul, "Bergerak dengan Kejujuran", dikupas secara kritis dan mendalam oleh Titi Susilowati Prabawa, Ph.D., Wakil Dekan FID, sekaligus Ketua Pusat Studi Pembangunan Berkelanjutan (Center for Sustainable Development Studies) UKSW.

Titi Susilowati Prabawa menyoroti bagaimana antologi tersebut memuat kegelisahan intelektual terkait isu-isu mendasar bangsa yaitu korupsi, rapuhnya integritas kepemimpinan, ketimpangan pembangunan, serta tantangan demokrasi.

“Buku ini tidak hanya sebuah catatan reflektif, tetapi juga arah bagi pembangunan bangsa."

"Ia menegaskan bahwa pembangunan tanpa keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan hanya akan melahirkan kerentanan baru,” ungkapnya.

Pembangunan Harus Bertumpu pada Nurani

Saat menghantar materi kuliah bertema “Etika Bernegara sebagai Pilar Pembangunan: Membangun Negeri dengan Nurani,” Sudirman Said menegaskan bahwa etika bernegara harus menjadi pilar pembangunan.

“Tanpa nurani, kebijakan mudah terseret pada kepentingan jangka pendek."

"Pembangunan yang berpihak pada keadilan sosial, keberlanjutan ekologi, dan kesejahteraan rakyat hanya bisa lahir dari kepemimpinan yang berpegang pada nilai luhur,” paparnya.

Baca juga: Faculty Day OMB 2025 UKSW, Rajut Kebersamaan Wujudkan Visi dan Mimpi Fakultas

Menurutnya, membangun Indonesia perlu ditempuh lewat tujuh jalan lurus, di antaranya menegakkan hukum, menyehatkan demokrasi, menata ulang perekonomian, memperkuat pendidikan, menjaga ruang hidup ekologis, hingga memperkuat posisi Indonesia di kancah global.

Di akhir paparannya, ia menekankan bahwa pembangunan di Indonesia, harus juga berpijak pada keberagaman yang dilindungi dan diberdayakan.

“Keragaman etnis dan budaya adalah sumber keindahan bangsa ini."

"Namun keindahan itu hanya dapat bertahan jika kita menjaga ekologi dan menata pembangunan secara adil,” pungkasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved