Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Tegal

Museum Situs Semedo Tegal Direncanakan Siap Beroperasi Tahun 2021

Penemuan fosil tengkorak manusia purba berusia 1,2 juta tahun di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng tahun 2011 lalu, serta ratusan fosil fauna dan a

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
IST
Bupati Tegal, Umi Azizah, saat mengadakan rapat dengan jajaran Kemendikbud di Ruang Rapat Sekda, Jumat (7/8/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI – Penemuan fosil tengkorak manusia purba berusia 1,2 juta tahun di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng tahun 2011 lalu, serta ratusan fosil fauna dan artefak sebelumnya menjadi pertimbangan jajaran Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), membangun Museum Situs Semedo.

Berdiri diatas lahan seluas 10.582 meter persegi, museum ini pun mulai dibangun secara bertahap sejak tahun 2015.

Kini, penggarapan fisiknya telah rampung dan sebagian koleksi yang dihimpun dari para pegiat fosil warga sekitar, selesai dipindahkan untuk dilakukan penataan.

Rencananya, Museum Situs Semedo ini akan siap beroperasi tahun 2021.

Namun, rencana pengelolaan museum oleh Ditjen Kebudayaan Kemendikbud yang nantinya juga difungsikan sebagai pusat penelitian, dan informasi tentang manusia purba serta tempat rekresi ini, memerlukan dukungan sejumlah pihak, utamanya Pemkab Tegal.

Pernyataan ini mengemuka saat berlangsung dialog antara Bupati Tegal Umi Azizah, dengan jajaran Kemendikbud di Ruang Rapat Sekda, Jumat (7/8/2020).

Menanggapi hal itu, Umi berjanji akan segera melakukan kajian mendalam bersama sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD), terkait pengelolaan kawasan situs Semedo agar keberadaan museum di dalamnya sebagai bagian dari pelestarian cagar budaya berfungsi efektif.

“Upaya kami melestarikan kawasan cagar budaya situs Semedo ini tentunya tidak hanya sebatas berhenti pada penyediaan lahan untuk bangunan museum, pembangunan areal parkir dan akses jalan menuju museum.

Lebih daripada itu, penataan lingkungan permukiman, reboisasi lahan hutan di sekitar lokasi museum, hingga pemberdayaan masyarakat untuk menyiapkan masyarakat sadar wisata juga menjadi bagian yang harus disiapkan.

Dan tentunya ini memerlukan koordinasi antar OPD agar terbangun sinkronisasi program kegiatan di klaster pengembangan Semedo,” jelas Umi, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Sabtu (8/8/2020) malam.

Senada dengan itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda dan Litbang) Kabupaten Tegal, Bambang Kusnandar Aribawa menyatakan, siap mendukung kebijakan Bupati Tegal.

“Mendukung kebijakan Bupati Tegal tersebut, pada prinsipnya kami siap bersinergi dengan jajaran Kemendikbud, terutama dalam hal pengembangan kawasan cagar budaya di luar lokasi museum yang menjadi kewenangan Pemkab Tegal,” kata Aribawa.

Sementara itu, Kepala Subdirektorat Registrasi Nasional Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Ditjen Kebudayaan Kemendikbud, Muhammad Natsir Ridwan Muslim mengatakan, sejak tahun 2018 dan 2019 lalu sudah terkumpul sekitar tiga ribu koleksi fosil yang siap mengisi koleksi museum.

“Fosil-fosil tersebut saat ini sedang dalam proses penataan.

Dan melihat prospek pengelolaan kedepannya nanti, tentu perlu ada peran pemerintah daerah, terutama penyiapan lingkungan di sekitar lokasi museum, termasuk mempromosikannya sebagai destinasi wisata edukasi,” ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved