Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Batang

Tradisi Malam Satu Suro di Batang, Penjamasan Tombak Abirawa Simbol Pusaka Batang

pemkab menggelar tradisi tahunan penjamasan Tombak Abirawa serta benda pusaka lainnya di Pendopo Kantor Bupati Batang

Penulis: dina indriani | Editor: galih permadi

TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Untuk melestarikan budaya asli Kabupaten Batang dan mengenang jasa para leluhur yang telah demi berdirinya Kabupaten Batang, pemkab menggelar tradisi tahunan penjamasan Tombak Abirawa serta benda pusaka lainnya di Pendopo Kantor Bupati Batang.

Jamasan pusaka merupakan salah satu cara merawat benda-benda , benda bersejarah, benda termasuk benda-benda yang memiliki tuah.

Dalam tradisi masyarakat jawa, jamasan pusaka menjadi sesuatu kegiatan spiritual yang cukup sakral dan dilakukan dalam waktu tertentu saja, lazimnya jamasan pusaka dilakukan hanya sekali dalam setahun yakni bulan suro tepatnya pada malam satu suro.

Namun berbeda dari tahun sebelumnya prosesi bisa dihadiri oleh masyarakat, penjamasan kali ini terbatas hanya dihadiri sebagian ASN dari Dindikbud serta ahli waris.

"Karena pandemi Covid-19 kami lakukan secara terbatas hanya sebagian ASN dan ahli waris, beda dari tahun sebelumnya yang mengundang masyarakat, yang terpenting adalah tetap melestarikan tradisi budaya tahunan," tutur Bupati Batang, Wihaji usai prosesi penjamasan, Rabu (19/8/2020).

Wihaji mengatakan penjamasan pusaka tombak abirawa ini semata-mata hanya sebagai kegiatan budaya yang setiap tahunnya rutin dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Batang.

"Jadi kegiatan ini tidak bermaksud untuk mengkultuskan benda-benda pusaka peninggalan para leluhur hanya bagian dari nguri-uri budaya," ujarnya.

Sebelum dilakukan penjamasan, tombak abirawa beserta puluhan benda pusaka lainnya dikirab mengelilingi halaman pendopo sebanyak tiga kali.

"Untuk tombak abirawa ada 8, yang lain terdapat puluhan benda pusaka yang dijamas termasuk dari masyarakat yang menitipkan benda pusakanya," imbuhnya.

Wihaji menyampaikan bahwa sebagai simbol pusaka Batang, tombak abirawa harus selalu dijaga kesakralannya dan penjamasan menjadi bagian tradisi yang harus dilestarikan.

"Harapannya juga bisa saling membersihkan diri di tahun baru Islam ini juga sebagai guyub rukun membangun batang dan bagian dari penghormatan leluhur, serta warisan leluhur tradisi yang harus dilanjutkan terus menerus," pungkasnya.(din)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved