Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Ujicoba Tempur Lawan Kecerdasan Buatan, Pilot F-16 Berpengalaman Kalah Beruntun

Pilot memiliki jam terbang lebih dari 2.000 jam kalah dalam lima simulasi pertempuran udara melawan kecerdasan buatan atau artificial intelligence ( A

Editor: m nur huda
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi jet tempur F-16 AS. 

TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON DC - Seorang pilot yang memiliki jam terbang pesawat tempur lebih dari 2.000 jam kalah dalam lima simulasi dogfight (pertempuran udara) melawan algoritma kecerdasan buatan atau artificial intelligence ( AI).

Simulasi tersebut diselenggarakan oleh Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan Amerika Serikat ( DARPA) bernama Air Combat Evolution (ACE) sebagaimana dilansir dari RT, Jumat (21/8/2020).

Dalam program ACE, DARPA mengadu AI yang dikembangkan oleh delapan perusahaan melawan satu sama lain, sebelum pemenangnya melawan pilot manusia dalam kompetisi uji coba Alpha Dogfight pada Kamis (20/8/2020).

Duda & Janda Cantik Asal Semarang Digerebek di Kos, Ngaku Pasutri Ternyata Baru Kenal di MiChat

Inilah Desa di Banyudono Boyolali yang Terlewati Proyek Tol Solo-Yogya, Ada 529 Bidang Tanah

Jokowi Luncurkan Bantuan Rp 600 Ribu per Bulan untuk Karyawan, Ditransfer Mulai Hari Ini

Viral Aksi Konvoi PSHT Dihadang & Disuruh Pulang Polisi di Solo dan Respons Penasihat

Delapan perusahaan yang terlibat dalam pengembangan AI tersebut adalah perusahaan raksasa asal AS, Lockheed Martin.

Pilot berinisial Banger dari DC Air National Guard tersebut selalu kalah melawan AI dalam dogfight. Padahal jam terbangnya sangat mumpuni.

Kontes dalam simulasi tersebut cukup sederhana, setiap pilot hanya diperbolehkan menggunakan senjata dari jet tempur yang bukan rudal.

Sementara AI dibatasi oleh keterbatasan fisik jet, tidak diwajibkan untuk mengikuti aturan dan prosedur Angkatan Udara untuk manuver dasar dan sudut serangan.

Hal itu memungkinkannya untuk menyerang Banger dari langit setiap saat.

Ia juga mampu bereaksi lebih cepat dari pilot manusia.

Justin Mock dari DARPA, mengomentari simulasi itu dan menyebut hasilnya sebagai "lompatan besar" untuk teknologi AI yang dikembangkan itu.

Yang lebih mengesankan adalah sebelum menang atas pilot manusia, AI yang menang mengalahkan tujuh pesaing lainnya, termasuk Lockheed Martin.

AI yang memenangi simulasi itu dikembangkan oleh Heron Systems.

Heron System dideskripsikan DARPA sebagai "bisnis kecil” milik wanita yang kurang beruntung yang berbasis di Maryland dan Virginia sejak 1993.

Pegembangan AI tersebut dilaporkan hanya memakan waktu satu tahun.

Selain Heron dan Lockheed Martin, pengembang AI lainnya ada Aurora Flight Sciences, EpiSys Science, Georgia Tech Research Institute, Perspecta Labs, PhysicsAI, dan SoarTech juga turut ambil bagian dalam kompetisi tersebut.

Pengelola Program ACE, Kolonel Daniel Javorsek, mengatakan bahwa pesawat terbang AI yang sepenuhnya otonom "masih jauh" untuk diterapkan.

Javorsek menambahkan masih perlu satu dekade untuk menempatkan sistem AI yang bertanggung jawab atas F-16 atau F-15.

Dia mencatat bahwa AI itu lebih mungkin digunakan sebagai autopilot taktis canggih atau menjalankan sistem pesawat nirawak.

Gagasan tersebut memiliki mirip dengan film Stealth yang dirilis pada 2005.

ACE menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk mengotomatiskan pertempuran udara-ke-udara ke titik di mana pilot manusia tidak hanya mengendalikan jetnya tetapi juga segerombolan pesawat nirawak yang menyertainya.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bertempur Lawan AI, DARPA Kaget Pilot F-16 Berpengalaman Kalah 5 Kali Beruntun"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved