Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mirisnya Sekolah Swasta di Sragen Ini Rawan Ambruk, Orang Tua Pindahkan Anak dari Sekolah

Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) yang berada di Desa Jambangan, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen rawan ambruk.

Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: sujarwo
Tribun Jateng/Mahfira Putri Maulani
Kondisi Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah yang berada di Dukuh Watugong, Desa Jambangan, Kecamatan Mondokan, Sragen. 

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) yang berada di Desa Jambangan, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen rawan ambruk.

Pantauan Tribunjateng.com di lokasi, sekolah diperbatasan Sragen-Grobogan ini cukuplah memprihatinkan. Mulai dari genteng yang sudah hilang, usuk dan Reng yang sudah lapuk di makan usia.

Selain itu, plafon yang berada di langit-langit ruang kelas hampir jebol dan bahkan sudah ada yang jebol. Permukaan lantai dan dinding bangunan sekolah itupun sudah retak-retak.

Kondisi bangunan yang seperti ini membuat salah satu sekolah swasta di Sragen ini kehilangan siswa-siswi pada tahun ajaran 2020/2021.

Sebanyak sembilan siswa memilih mencabut berkas dan mengembalikan seragam yang telah diberi dan pindah ke sekolah lain karena khawatir madrasah itu akan ambruk.

"Bangunan ini menjadi permasalahan utama di sekolah kami, pada tahun ajaran 2020/ 2021 kita ada 13 siswa yang masuk di kelas 1 tapi pada akhirnya ini tinggal empat."

"Karena orang tua melihat kondisi bangunan yang seperti ini sehingga menarik putranya untuk tidak sekolah di sini, takut terjadi apa-apa atau kejatuhan atap atau sebagainya," terang Kepala Madrasah Slamet Lestari, Selasa (1/9/2020).

Dirinya menilai, paradigma orang tua atau masyarakat di sekitar sekolah sudah mulai maju dengan melihat kondisi fisik sekolah.

Sejak dibangun 35 tahun lalu atau lebih tepatnya pada 1985 silam bangunan ini tidak ada upaya renovasi, hanya pada empat tahun lalu ruang guru dilakukan renovasi.

Slamet menyampaikan kondisi fisik bangunan yang sudah mulai rapuh ini terjadi sudah lima tahun yang lalu.

"Kondisi ini sudah 5 tabun terakhir untuk atap sudah mulai rapuh, bangunan antar dinding satu dan yang lain retak bahkan terpisah sehingga ruang di dalam kelas itu nampak dari luar karena sudah pecah temboknya."

"Usianya (bangunan) sejak 1985 sampai sekarang sekarang. Renovasi terakhir adalah ruang kantor pada 2019 sedangkan gedung lain belum ada sentuhan renovasi selama 4 tahun terakhir," lanjut Slamet.

Ia menambahkan jika dilakukan cat ulang tidak akan mempengaruhi fisik karena sekolahannya membutuhkan fisik yang kokoh untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Sejauh ini, Slamet mengaku belum pernah mengajukan bantuan ke instansi resmi namun pihaknya sudah berusaha mencari donatur ke individu-individu dan beberapa telah memberikan donasinya.

Pihaknya juga bekerjasama dengan lazismu Sragen untuk menggalang dana memperbaiki gedung tersebut. Dengan kerjasama itulah pihaknya berharap seluruh masyarakat Sragen terlebih Indonesia bisa memberi sumbangsih terhadap renovasi MI Muhammadiyah.

"Kami berharap masyarakat Sragen bahkan Indonesia partisipasinya untuk membantu memperbaiki gedung untuk perkembangan di dunia pendidikan," harapnya.

Hingga kini jumlah siswa MI Muhammadiyah Jambangan sendiri sebanyak 31 siswa. Dengan rincian 4 siswa di kelas 1, 13 siswa di kelas 2, 6 siswa di kelas 3, 5 siswa di kelas 4 kelas 5 kosong dan kelas 6 sebanyak 3 siswa. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved