Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banjarnegara

Polisi dan Tim Medis di Banjarnegara Ciptakan Helm Canggih Pendeteksi Subu Tubuh

Alat pengukur suhu kini jadi kebutuhan vital bagi masyarakat. Alat itu dipakai untuk skrining suhu tubuh dalam rangka pencegahan virus korona.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI
Petugas sedang melakukan pemantauan suhu tubuh di RSI Banjarnegara 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Alat pengukur suhu kini jadi kebutuhan vital bagi masyarakat.

Alat itu dipakai untuk skrining suhu tubuh dalam rangka pencegahan virus korona.

Seorang yang suhunya di atas 38 derajat celcius dari hasil pemeriksaan biasanya akan diistirahatkan atau diperiksa lebih jauh.

Rano Karno Ungkap Joroknya Lydia Kandou: Nih Perempuan Paling Koboi

Inilah Sosok Pemuda Mabuk yang Pukuli Mbah Hasyim Hingga Berdarah-darah di Jalan Pemuda Semarang

Lokasi Jualan Dipindah, PKL di Tegal Malah Selametan dan Arak-arakan Gerobak

Tata Janeeta Pernah Sampai Berlutut di Kaki Suami Memohon agar Tidak Bercerai

Sayangnya, untuk mengoperasikan thermogun pada umumnya, mereka yang ingin mengecek subu harus mendekat dengan orang yang akan diperiksanya.

Padahal, masyarakat dianjurkan untuk saling menjaga jarak agar terhindar dari penularan virus korona.

Polres bekerjasama dengan Rumah Sakit Islam Banjarnegara melalui tim Sarsipol menciptakan alat pendeteksi suhu ubuh yang lebih canggih dan aman.

Alat yang diberi nama GTM (Gatotkaca Thermal) ini bekerja dengan sistem sensor.

Fungsi alat itu sama dengan thermo gun pasa umumnya.

Tetapi dengan modifikasi teknologi, alat itu bisa meminimalisasi kontak langsung dengan orang lain saat digunakan.

“Ide tersebut muncul saat berdiskusi bersama Kapolres Banjarnegara AKBP Fahmi, bahwa ada kekhawatiran tertular covid 19 pada petugas sehingga perlu ada alat khusus,”ujar dr. Agus Ujianto, Direktur RSI Banjarnegara, Rabu (2/9).

Agus menjelaskan, helm tersebut bekerja menggunakan sensor dan kamera thermal.

Selanjutnya data dikirimkan ke micro processor lalu ditampilkan di layar display.

Kelebihannya, sistem sensor yang menyebar membuat petugas bisa mendeteksi suhu tubuh beberapa orang sekaligus.

“Sebenarnya alat semacam ini sudah ada dan diproduksi China, namun harganya paling murah Rp 90 jutaan ,”ujar Agus.

Imam Akbar, tim teknis dan IT Sarsipol mengatakan, proses pengerjaan dari desain sampai finishing alat itu membutuhkan waktu sampai dua bulan dengan biaya Rp 15-20 juta.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved