Berita Tegal
Museum Semedo Tegal Siap Beroperasi Tahun 2021, Ada Paket Wisata Khusus Pelajar
Museum Situs Semedo yang rencananya akan mulai beroperasi pada tahun 2021, tidak hanya difungsikan sebagai pusat penelitian, dan informasi tentang man
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Museum Situs Semedo yang rencananya akan mulai beroperasi pada tahun 2021, tidak hanya difungsikan sebagai pusat penelitian, dan informasi tentang manusia purba saja, tapi juga sarana tempat rekreasi bagi pengunjung.
Berdiri diatas lahan seluas 10.582 meter persegi, museum ini pun mulai dibangun secara bertahap sejak tahun 2015.
Kini, penggarapan fisiknya telah rampung dan sebagian koleksi yang dihimpun dari para pegiat fosil warga sekitar, selesai dipindahkan untuk dilakukan penataan.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal, Wuninggar menjelaskan, museum Semedo ini terbagi menjadi beberapa ruang, yaitu ruang pamer 1, ruang pamer 2, dan ruang pamer 3.
Selain ruang pamer, juga disediakan perpustakaan, ruang pertemuan, area taman yang cukup luas, dan rencananya juga akan disediakan semacam kebun binatang mini.
"Rencananya misal sudah beroperasi, kami juga akan menyediakan paket wisata bagi pelajar.
Jadi tidak hanya melakukan kunjungan ke museum dan melihat koleksi fosil, tapi mereka juga bisa ke lokasi lain seperti kebun binatang dan makam mbah Semedo juga.
Namun untuk rencana ini masih dalam tahap pembahasan, untuk pastinya nanti akan kami informasikan lagi," ungkap Wuninggar, pada Tribunjateng.com, Jumat (4/9/2020).
Adapun untuk ruang pamer 1, lanjutnya, berisi display pembentukan alam semesta, kedatangan homo erectus di nusantara, jembatan darat pada jaman Es, dan migrasi out of Afrika.
Sedangkan ruang pamer 2, berisikan display persebaran homo erectus di Indonesia.
Tingkatan evolutif homo erectus, tentang situs Semedo, manusia Semedo, dan mereka berdampingan hidup dengan fauna yang sangat tua.
Terkahir, ruang pamer 3, berisikan display budaya homo erectus di Semedo, diorama-diorama kehidupan antara 2,4 - 0,22 juta tahun yang lalu di Semedo.
"Di Museum Situs Semedo ini nantinya kami tidak hanya menyediakan ruang pameran saja, dan beberapa fasilitas lain yang sudah saya sebutkan tadi.
Tapi juga ada tempat penginapan, ruang pertemuan, dan tempat untuk penelitian," ujarnya.
Ditanya mengenai jumlah penginapan yang disediakan, Wuninggar mengatakan jumlahnya ada sekitar 25 kamar dan bisa dipakai untuk umum.
Sedangkan untuk ruang pertemuan, bisa menampung sekitar 100 orang dan sudah lengkap dengan fasilitas meja, kursi, proyektor, dan lain-lain.
"Sampai saat ini memang belum ada informasi kepastian berapa harga tiket masuk ke Museum Semedo, karena kami juga masih fokus untuk menyelesaikan yang masih kurang.
Seperti menempatkan display fosil yang belum masuk semuanya," kata Wuninggar.
Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Museum yang berlokasi di Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal ini, fosil yang dipindahkan dari penemuan masyarakat ke museum Semedo memang belum semuanya.
Baru fosil yang ditemukan oleh pak Dakri saja, jumlahnya sekitar 3.100 fragmen fosil.
Untuk beberapa penemuan lainnya belum dimasukkan ke museum.
Saat melakukan tinjauannya, Bupati Tegal, Umi Azizah menuturkan, mengingat bangunan yang cukup megah ini berisikan fosil-fosil atau benda yang sangat bermakna bagi bangsa Indonesia, khususnya generasi penerus selanjutnya.
Maka harus ditata dengan baik, hati-hati, agar nantinya ketika sudah dibuka untuk umum, pengunjung memiliki kesan yang baik, merasa senang, nyaman, betah, rasa ingin tahunya tinggi, bahkan harapannya bisa menyebarluaskan ke masyarakat lainnya untuk berkunjung ke Museum Situs Semedo ini.
"Saya berpesan terutama pada pengelola museum, harus menjaga kebersihan mulai dari pintu masuk, dalam gedung, sampai pintu keluar.
Jangan sampai ada sampah atau kotoran yang mengganggu, apalagi ada bau yang tidak sedap sehingga membuat pengunjung tidak nyaman," pesan Umi. (dta)