Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

IGI Sebut Bantuan TIK Diprioritaskan ke Anak-anak Kurang Mampu

Ikatan Guru Indonesia (IGI) menganggap wacana bantuan TIK untuk sekolah, guru, dan siswa merupakan langkah terlambat.

Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
zoom-inlihat foto IGI Sebut Bantuan TIK Diprioritaskan ke Anak-anak Kurang Mampu
IST
Ikatan Guru Indonesia

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ikatan Guru Indonesia (IGI) menganggap wacana bantuan TIK untuk sekolah, guru, dan siswa merupakan langkah terlambat.

Meski demikian, IGI tetap mendukung tindakan pemerintah untuk dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19.

Sekjen IGI Pusat, Mampuono, menjelaskan, bantuan TIK diberikan supaya pelajar dan guru dapat mengakses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) lebih mudah.

Update Virus Corona Kota Semarang Senin 7 September 2020

Jessica Iskandar Jujur Kepada Anak Tak Cocok dengan Richard Kyle, El Barack Masih Berharap

Kalimat Terakhir Waria yang Dibunuh 3 ABG: Kenapa Kamu Lakukan Ini Dik, Kamu Kuanggap Adik Sendiri

Nia Ramadhani Mengaku Uang Bulanan dari Ardi Bakrie Tak Pasti, Begini Pembagiannya

"Pada intinya kami mendukung langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah, walaupun dirasa cukup terlambat terutama mengenai bantuan peralatan untuk pelajar," jelasnya, Senin (7/9/2020).

Dilanjutkannya, jika dana tersebut dikucurkan, pemerintah harus memprioritaskan anak-anak yang tidak mampu membeli gadget, serta tinggal di daerah-daerah terpencil.

"hal itu menjadi solusi untuk mereka, agar tidak tertinggal dari anak-anak yang memiliki kemudahan akses PJJ, serta mendapatkan subsidi dari pemerintah," jelasnya.

Selain bantuan TIK, Mampuono juga menyinggung nengenai bantuan tunjangan guru dengan alokasi Rp 1,7 triliun.

"Anggaran itu harusnya jadi anggaran wajib pemerintah untuk kesejahteraan guru.

Pemerintah seharusnya lebih kesejahteraan tersebut, supaya standar pendidikan nasional terpenuhi," imbuhnya.

Ditambahkannya, IGI telah melakukan survei, di mana masih banyak guru digaji jauh di bawah UMK.

"Survei kami, masih banyak guru bergaji Rp 500 ribu kebawah, bahkan ada yang hanya dibayar Rp 200ribu.

Kondisi tersebut sangat memprihatinkan, ketika mereka harus mengajar anak-anak yang berada di daerah sulit sinyal ataupun orang tuanya tidak mampu membelikan gadget sehingga harus melakukan home visit kepada kelompok belajar.

Dan kegiatan itu tentu membutuhkan tambahan biaya yang harus mereka tanggung," tambahnya. (bud)

Anak Muda Millenial Banyumas Rilis Lagu Baturraden Versi Pop

Pengangguran di Kota Tegal Masih Tinggi, Heru: 8,07 Persen

Puluhan Anggota Polisi Disiagakan Amankan Jalannya Proses Pilkada Kebumen 2020

Bayi Perempuan di Dalam Tas Kain Warna Abu-abu Ditemukan di Depan Warung‎ di Kaliwungu Kudus

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved