Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Perut Mahmud Kram dan Kepala Pusing Lihat Kiosnya Dilalap Api di Jalan Kolonel Sugiono Semarang

Perut kram dan kepala pusing, dua hal itulah yang dirasakan Mahmud (55) pedagang angkringan dan sandal di Jalan Kolonel Sugiono.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Tribun Jateng/ Iwan Arifianto
Mahmud dan keluarganya saat duduk di kios mereka yang terbakar di Jalan Kolonel Sugiono Semarang, Selasa (15/9/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Perut kram dan kepala pusing, dua hal itulah yang dirasakan Mahmud (55) pedagang angkringan dan sandal di Jalan Kolonel Sugiono Semarang yang terbakar pagi tadi.

Pasalnya ia mengaku masih trauma terhadap kejadian kebakaran di Pasar Johar lima tahun lalu.

Dulu di Pasar Johar ia merupakan pedagang sepatu dan sandal.

Fajar Sebut Segelintir Anak Muda Kota Semarang Sengaja Tak Pakai Masker Hanya Ingin Viral

BREAKING NEWS: 6 Kios di Jalan Kolonel Sugiono Semarang Terbakar

Pemain PSIS Semarang Jalani Swab Test Termasuk Wallace Costa yang Baru Bergabung

Melaney Ricardo Raup Ratusan Juta dari Youtube, Ingin Saingi Pendapatan Deddy Corbuzier

"Ketika kebakaran saya hanya bisa melihat, perut kram dan kepala pusing, jujur masih sangat trauma dengan kejadian kebakaran Pasar Johar," katanya kepada Tribunjateng.com.

Saking traumanya, lanjut Mahmud, saat kobaran api belum terlalu besar membakar kiosnya sebenarnya ada kesempatan untuk menyelamatkan beberapa barang miliknya namun ia tidak dapat berbuat banyak.

Ia sebenarnya ingin melupakan kejadian kebakaran Pasar Johar yang melumpuhkan sumber ekonominya saat itu.

Namun di tengah usaha melupakan kejadian itu kebakaran malah kembali terjadi.

"Hanya bisa pasrah, mau apa lagi," terangnya.

Mahmud mengatakan, usaha angkringan yang dirintisnya saat ini dilakukan setelah musibah kebakaran Pasar Johar.

Bermodal uang Rp. 300 ribu sisa hasil jualan toko sepatu, ia mulai merintis usaha angkringan di kios yang dihibahkan dari Pemkot Semarang itu.

Berkat ketekunan berjualan angkringan ia mampu mengumpulkan modal kembali hingga bisa membuka kios sandal dan sepatu.

"Saya sudah mulai bisa beli modal buat jualan sandal sebesar Rp. 50 juta. Rencana dijual saat jelang lebaran tahun ini namun ada virus Corona belum sempat terjual kog malah terbakar," terangnya.

Tidak hanya itu, untuk mendukung usaha angkringan ia baru saja membeli satu freezer sebulan lalu.

Sebelumnya ia sudah memiliki dua kulkas di angkringan itu namun kini semua sudah ludes menjadi arang.

"Saya juga baru belanja mie, jajanan, tetapi semua ludes tak bersisa. Total semua kerugian Rp. 100 juta," beber warga Bandarharjo Semarang Utara ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved