Israel Kembali Bom Gaza Sepanjang Malam, Kerahkan Jet Tempur Hingga Luncurkan 15 Roket
Kembali, Israel bom Gaza sepanjang malam, pesawat jet tempur dikerahkan hingga 15 roket diluncurkan ke Gaza.
TRIBUNJATENG.COM - Kembali, Israel bom Gaza sepanjang malam. Pesawat jet tempur dikerahkan hingga 15 roket diluncurkan ke Gaza oleh Israel.
Diketahui Israel bombardir Gaza, usai militan tembakkan roket sepanjang malam.
Peluncuran roket itu membayangi penandatanganan kesepakatan normalisasi. Penandatangan kesepakatan tersebut, yakni antara UEA dan Bahrain di Washington.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun memberikan tanggapan. Pihaknya tuduh para militan berusaha hentikan kesepakatan damai, yang pertama bagi Israel dengan negara Arab sejak 1994.
Tetapi penguasa Gaza Hamas memperingatkan Israel bahwa mereka menghadapi eskalasi jika pemboman berlanjut, hampir dua minggu setelah gencatan senjata yang ditengahi Mesir.
Setidaknya 15 roket diluncurkan dari Jalur Gaza antara jam 8 malam, paada Selasa dan Rabu pagi, sembilan di antaranya dicegat oleh pertahanan udara Israel, kata militer.
Satu menghantam kota pelabuhan selatan Ashdod, melukai sedikitnya dua orang, kata layanan darurat.
"Kami terkejut dengan roket itu," kata Ilanit Levy, seorang warga Sderot berusia 45 tahun, sebuah kota Israel yang dekat dengan perbatasan Gaza.
“Itu karena perjanjian. Mungkin mereka ingin mengatakan bahwa mereka tidak ingin berdamai dengan kami, bahwa mereka ingin merusak perjanjian, ”tambahnya.
Militer Israel mengatakan jet tempur menanggapi dengan serangan terhadap sasaran militer Hamas. Tidak ada klaim tanggung jawab langsung atas tembakan roket tersebut.
Tapi Israel menganggap Hamas bertanggung jawab, memperingatkan itu akan "menanggung konsekuensi aktivitas teror terhadap warga sipil Israel."
Tembakan roket terjadi ketika UEA dan Bahrain menandatangani perjanjian yang membangun hubungan diplomatik dengan Israel.
“Mereka ingin mencegah perdamaian, mereka tidak mau. Kami akan memukul semua orang yang mencoba menyakiti kami"
"dan kami akan mengulurkan tangan perdamaian kepada semua yang menjangkau kami untuk berdamai, "kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
Perjanjian penting tersebut memicu demonstrasi pada hari Selasa di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.