Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Virus Corona Jateng

Wanita Positif Corona Bikin Geger Kota Semarang Isolasi Mandiri di Kendal, Warga Trisobo Heboh

Warga Desa Trisobo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal sempat digegerkan adanya keluarga asal Kota Semarang melakukan isolasi mandiri akibat Corona

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: galih permadi
Istimewa
Tim Gugus Tugas saat melakukan evakuasi satu keluarga penderita virus corona. Sebelumnya LS dan FN sebagai penderita virus Corona melakukan komunikasi via chatting WA yang gegerkan media sosial, Sabtu (19/9/2020). 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Warga Desa Trisobo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal sempat digegerkan adanya keluarga asal Kota Semarang melakukan isolasi mandiri akibat Corona di sebuah kontrakan di wilayah Trisobo.

Gegernya warga lantaran tak ada koordinasi baik dari keluarga maupun pemangku kepentingan dalam hal ini Pemerintah Kota Semarang, Pemerintah Kabupaten Kendal, maupun Dinas Kesehatan dan Tim Gugus masing-masing.

Ketua RW IV Desa Trisobo, Moch Khamidi menuturkan, awal mula gegernya warga Trisobo setelah mengetahui bahwa FN seorang warga asli Kota Semarang yang tinggal di sebuah kontrakan wilayah Trisobo terkonfirmasi positif Covid-19.

BREAKING NEWS: Bikin Geger Hendak Sebar Virus Corona di Jerakah Semarang, Satu Keluarga Dievakuasi

Syamsuddin Gemetar Duduk Bersila di Hadapan TNI AL: Dia Bawa Narkoba

Sejumlah Pedagang Diduga Terpapar Covid-19, Dua Pasar Tradisional di Pati Ditutup Tiga Hari

Orangtua Laeli Pelaku Mutilasi di Kalibata City Ingin Hukuman Putrinya Diringankan

Info tersebut didapat dari laporan tes swab milik FN yang dikeluarkan salah satu puskesmas di Kota Semarang.

Kata Khamidi, pihaknya bersama warga lain seketika panik lantaran yang bersangkutan saat itu masih keluar masuk desa serta masih membuka toko usahanya.

"Oh ternyata dia (FN) yang dimaksud tinggal di sini.

Tetapi yang kami sayangkan kenapa tidak koordinasi dengan desa maupun warganya.

Orangnya memang baru sekitar 2 bulan kontrak rumah di sini.

Saat itu saya pastikan langsung melalui telepon kepada yang bersangkutan dan mengaku positif," terangnya kepada tribunjateng.com, Minggu (20/9/2020).

Katanya, FN tinggal bersama suami dan ibunya dalam sebuah kontrakan tersebut. Khamidi juga memastikan apakah ibu dan suaminya juga positif Covid-19.

"Dia juga bilang ke saya kalau suami dan ibunya positif, sedangkan bapaknya juga positif dan meninggal di Kota Semarang.

Saya tegur, kenapa Anda tidak bilang ke kami, kenapa malah lari ke Kendal bukannya isolasi mandiri di Kota Semarang.

Jawabnya dia sudah laporan tetapi di RT tempat asalnya di Jrakah Kota Semarang," jelasnya.

Kata Khamidi, selama ini pihak desa Trisobo beserta warganya terus melakukan protokol kesehatan ketat guna mencegah penyebaran Covid-19.

Terlebih wilayahnya yang berbatasan dengan Kota Semarang.

Wajib pakai masker saat keluar rumah, wajib cuci tangan dan cek suhu saat keluar masuk desa, hingga penjagaan portal masuk untuk mendeteksi siapa saja warga luar yang hendak masuk di wilayahnya.

Kini pihak desa dan warga Trisobo sudah mulai menjalin komunikasi dengan keluarga FN agar patuh pada protokol kesehatan.

Keluarga FN juga telah diminta untuk melakukan isolasi mandiri tanpa harus keluar rumah.

Sebagai konsekuensinya, warga Trisobo juga telah siap membantu kebutuhan keluarga FN dengan cara mencoba menyuplai kebutuhan makanan dan menjembatani kebutuhan lainnya.

"Walau bagaimanapun kami siap membantu pemerintah selagi ada komunikasi yang baik.

Ini yang positif Covid-19, ini yang isolasi, ini yang negatif.

Jadi semuanya jelas, bukannya tiba-tiba diketahui ada yang positif Covid-19 tetapi tidak ada laporan dari pemangku kepentingan ke pihak desa," katanya.

Khamidi berharap adanya integrasi dalam hal komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat maupun pasien agar kejadian tersebut tidak terulang lagi.

Hal tersebut guna mencegah penyebaran Covid-19 serta menghindarkan kesalahpahaman antara kedua belah pihak.

"Sederhana, jangan hanya lihat wilayahnya, lihat juga pasiennya di mana dan perlu tindakan apa. Jangan lempar sana dan sini.

Kami siap terus mendukung pemerintah tanpa memandang suku, ras, maupun agama. Pemerintah yang punya komando, dan ayo utamakan tindakan dengan kordinasi yang baik," terangnya.

Kabid Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit pada Dinas Kesehatan Kendal, Muntoha, menjelaskan Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kesehatan sudah berkordinasi dengan Dinkes Kendal terkait warga Kota Semarang yang positif Covid-19 tinggal di Kendal pagi tadi.

Katanya, pihak Puskesmas Boja 1 juga telah berkordinasi dengan Dinkes untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan di wilayah Trisobo.

Tim pencegahan puskesmas dibantu bidan desa rencananya akan melakukan tracing kepada warga Trisobo yang disinyalir kontak erat dengan FN dan keluarganya besok.

Kepada warga yang kontak erat akan dilakukan tes swab langsung guna mengetahui sejauh mana penyebaran Covid-19 di wilayahnya.

"Tadi pagi Kota Semarang sudah koordinasi dengan kita. Katanya ada warganya yang positif dan singgah di Kendal. Kepala Puskesmas Boja 1 juga sudah kordinasi dengan Dinkes.

Besok tracing ke warga Trisobo," ujarnya.

Selain itu, petugas puskesmas setempat juga akan memantau perkembangan penyakit FN dan keluarga selama menjalani isolasi mandiri di kontrakannya.

"Prinsip kita tetap pantau terus perkembangan pasien, sementara dengan ponsel.

Kalau butuh tindakan, kita segera terjunkan petugas dengan APD lengkap untuk meninjaunya," terangnya.

Direktur Rumah Sakit Darurat Covid-19 Kendal, dr Budi Mulyono, menambahkan jumlah ketersediaan ruang isolasi di tempatnya masih cukup menampung hingga 20-an orang.

Pihaknya juga siap menerima pasien manakala diperlukan penanganan pasien Covid-19 dengan gejala ringan di RSDC.

"Saat ini ada sekitar 27 pasien yang dirawat dan isolasi di RSDC.

Masih bisa menampung sekitar 20-an pasien manakala dibutuhkan," tutupnya.

Viral di Medsos

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menanggapi pemberitaan viral di sosial media terkait pasien confirm Covid-19 di Semarang yang tidak melakukan isolasi dan bepergian ke mana-mana.

Menurut Hendi sapaan akrabnya, persoalan tersebut hanya salah paham antara tetangga yang kemudian tersebar komunikasinya melalui whatsapp.

Pihaknya telah melakukan tindak lanjut informasi tersebut melalui Dinas Kesehatan dan berkoordinasi dengan pemangku wilayah setempat.

"Saya mendengar kabarnya tadi siang, dan langsung menghubungi Kepala Dinas saya untuk segera ditindak lanjuti.

"Alhamdulilah setelah melakukan koordinasi dengan pemangku wilayah setempat, yang bersangkutan saat ini sudah bersedia dibawa ke Rumah Isolasi Rumdin pukul 17.00 tadi sampai," kata Hendi seperti keterangan tertulis yang diterima Tribunjateng.com, Sabtu (19/9/2020) malam.

Hendi menerangkan pihaknya kemudian bergerak cepat agar keresahan masyarakat bisa segera diredam.

“Dalam kondisi seperti ini, langkah-langkah yang kita ambil harus lebih cepat dari pemberitaan itu sendiri.

"Saya mengapresiasi kerja dari tim yang tadi sore telah bekerja cepat melakukan mediasi kepada pasien yang bersangkutan," paparnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Hakam juga membenarkan jika petugas di Rumah Isolasi Rumdin telah menerima LS.

“Sudah di evakuasi petugas, sekitar pukul 17.00 tadi dengan dibawa ambulan siaga menuju Rumdin.

"LS dan ke dua anaknya saat ini sudah selesai melakukan pemeriksaan dan administrasi kemudian sudah menempati tempat isolasi," jelas Hakam.

Ia kemudian menjelaskan duduk perkara antara LS dan FN.

Seperti yang sudah tersebar di media sosial ada dua nama yakni LS dan FN.

Mereka melakukan komunikasi melalui WA.

Dalam percakapan tersebut FN menerangkan bahwa tetangganya LS confirm covid-19 namun masih bepergian.

Karena hal tersebut FN jadi merasa jika dirinya yang juga positif corona bisa bepergian dan tidak isolasi mandiri.

Kemudian hasil percakapan melalui WA tersebut tersebar.

“Sebenarnya beberapa waktu lalu kami melalui Puskesmas Karanganyar sudah melakukan penanganan kepada keluarga FN dan LS.

"Mereka sendiri sebenarnya melakukan isolasi mandiri di rumah karena takut di Rumdin, dari Pihak Puskesmas Karangnyar mengizinkan dengan pemantauan ketat," bebernya.

Ditambahkan Hakam, untuk kondisi FN sendiri saat ini diizinkan melakukan isolasi mandiri di rumah karena masih merawat ibunya yang juga positif dan baru saja pulang dari rumah sakit.

FN merupakan anak tunggal jadi tidak punya saudara yang bisa merawat ibunya.

Pertimbangan dari sisi psikologisnya juga ibu kandung FN ini masih kurang stabil setelah mengetahui suaminya meninggal beberapa hari lalu jadi butuh dukungan.

"Namun masyarakat sudah tidak perlu khawatir lagi karena isolasi mandiri yang dijalani FN dalam pengawasan ketat oleh warga dan pemangku wilayah setempat," ujar Hakam.

(Sam/iwn)

Apa Penyebab Solo Diguncang Gempa Magnitudo 2,9 Hari Ini? Ini Penjelasan BMKG

Momo Blak-blakan Tak Pernah Diberi Tahu Telah Didepak dari Geisha

Nonton TV Online Ini Link Live Streaming Chelsea Vs Liverpool, Klopp Ingin Mainkan Thiago Alcantara

Efek Berantai Pasien Positif Covid-19 Jrakah, Wali Kota Semarang Pastikan Stok Rapid & Swab Aman

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved