Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Puisi

Puisi Asmaradana Goenawan Mohamad

Puisi Asmaradana Goenawan Mohamad: Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun, karena angin pada kemuning.

Penulis: Awaliyah P | Editor: abduh imanulhaq
GRAMEDIA.COM
Goenawan Mohammad 

Puisi Asmaradana Goenawan Mohamad

TRIBUNJATENG.COM - Puisi Asmaradana Goenawan Mohamad:

Asmaradana

Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun, karena angin pada kemuning.
Ia dengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bimasakti, yangjauh.

Tapi di antara mereka berdua, tidak ada yang berkata-kata.

Lalu ia ucapkan perpisahan itu, kematian itu. Ia melihat peta, nasib,
perjalanan dan sebuah peperangan yang tak semuanya disebutkan.

Lalu ia tahu perempuan itu tak akan menangis. Sebab bila esok pagi pada rumput halaman ada tapak yang menjauh ke utara, ia tak akan
mencatat yang telah lewat dan yang akan tiba, karena ia tak berani
lagi.

Anjasmara, adikku, tinggalah, seperti dulu.
Bulan pun lamban dalam angin, abai dalam waktu.
Lewat remang dan kunang-kunang, kaulupakan wajahku,
kulupakan wajahmu.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved