Berita Semarang
Klaster Baru, Kadinkes Kota Semarang Minta Warga Tak Datang Takziah Jika Tetangga Belum Ditracing
Berkunjung ke rumah duka atau takziah menjadi klaster baru penularan Covid-19 di Kota Semarang. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota S
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berkunjung ke rumah duka atau takziah menjadi klaster baru penularan Covid-19 di Kota Semarang.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam, Jumat (25/9/2020).
Hakam tidak menyebutkan secara pasti jumlah orang yang terpapar Covid-19 dari klaster takziah.
Namun, dia menegaskan, munculnya klaster ini menjadi perhatian Dinkes lantaran sudah dua kali terjadi yakni di wilayah Wonosari Ngaliyan dan Ngemplak Simongan.
• TKI Asal Nganjuk Menang Lawan Bos Bandara Changi di Pengadilan atas Tuduhan Pencurian
• Suasana Riang Tiba-tiba Tegang saat Pak Kades Kejar Penari Jaipong, Warga Histeris
• Sungai Jernih Berisi Ribuan Ikan Tidak Hanya Ada di Jepang, di Watergong Klaten Kamu Akan Terpana
• Update Virus Corona Kota Semarang Jumat 25 September 2020, Ngaliyan Tertinggi
"Saya lupa ada berapa, yang jelas kalau klaster takziah di atas lima (kasus)," sebutnya.
Menurutnya, kasus klaster takziah juga harus benar-benar diperhatikan oleh masyarakat.
Selama area belum dilakukan disinfeksi dan kontak erat belum dilakukan tracing untuk swab atau rapid, dia meminta masyarakat agar menunda takziah terlebih dahulu apabila ada tetangga yang meninggal baik di rumah sakit dengan kondisi sudah terkonfirmasi atau meninggal di rumah dengan kondisi suspek.
"Takziah pending dulu sampai benar-benar kontak eratnya sudah kami swab.
Kalau hasilnya negatif, silakan melakukan takziah," pinta Hakam.
Hakam melanjutkan, beberapa hari terakhir ini Kecamatan Ngaliyan memang menduduki urutan pertama kasus penyebaran Covid-19.
Selain adanya klaster takziah disana, klaster kantor pemerintahan di wilayah Ngaliyan juga muncul.
Data Dinas Kesehatan Kota Semarang hingga Kamis (24/9/2020) lalu pukul 16.00, jumlah kasus di Kecamatan Ngaliyan mencapai 56 kasus.
Jumlah tersebut paling tinggi dari 16 kecamatan yang ada di Kota Semarang.
"Klaster kantor pemerintahan masih ada di daerah Kecamatan Ngaliyan.
Ada sekitar 10 kasus," ucapnya.