Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Sepekan Rencanakan Pembunuhan, Fery Selipkan Pisau di Balik Baju lalu Ajak Istri Sirinya Makan Malam

Setelah dibunuh, mayat perempuan yang pernah berprofesi sebagai pengemudi ojek online itu dibuang di semak-semak.

KOMPAS.COM/DEWANTORO
Fery Pasaribu sempat merasakan amukan dari keluarga korban saat digelandang menuju sel tahanan di Mapolrestabes Medan sebelum dan setelah konferensi pers di Mapolrestabes Medan pada Kamis (24/9/2020). Tersangka membunuh istri sirinya dengan cara menyayat leher korban dengan pisau setelah diajaknya makan malam. 

TRIBUNJATENG.COM - Perempuan asal Medan, Fitri Yanti (45), dibunuh suami sirinya, Fery Pasaribu (55) pada Sabtu (29/8/2020).

Setelah dibunuh, mayat perempuan yang pernah berprofesi sebagai pengemudi ojek online itu dibuang di semak-semak di Jalan Mahoni Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang.

Fery Pasaribu mengaku membunuh Fitri karena sakit hati sering dimaki oleh istri sirinya.

Suasana Riang Tiba-tiba Tegang saat Pak Kades Kejar Penari Jaipong, Warga Histeris

1 Pelajar Semarang Dibacok Pakai Celurit di Sampangan, Korban Salah Sasaran

Viral Penjual Online Roti Pisang Rugi Banyak karena Pembeli Salah Tulis 1/2 Jadi 12

Inilah Identitas Mayat yang Ditemukan di Sungai Petungkriyono, Warga Kota Pekalongan

Fery dan Fitri menikah secara siri pada tahun 2015 lalu.

Mereka berdua kemudian tinggal di sebuah rumah selama lima bulan.

Setelah itu Fitri kembali tinggal bersama anak kandungnya, Farhan Aulia.

Sejak saat itu, Fitri tak pernah berhubungan lagi dengan suami sirinya.

Apalagi Fitri juga pernah dinaiaya oleh keluarga Fery pada tahun 2016 lalu.

Tak hanya itu.

Menurut Rani (23) anak sulung Fitri, pada tahun 2018 lalu sang ibu juga pernah mengalami KDRT oleh Fery.

Pria tersebut juga berkali-kali mengancam akan membunuh Fitri.

"Akhir 2018, mama dilebam-lebam KDRT, kok bisa kek gini ma.

Gak apa-apa katanya.

Terus, dibilangnya, mama takut kak, kakak nanti dibunuhnya," katanya menirukan perkataan almarhumah.

Diajak makan malam

Sebelum pembunuhan terjadi, Fery menghubungi istri sirinya dan mengajak Fitri makan malam.

Mereka kemudian berboncengan menggunakan motor.

Saat tiba di sebuah perumahan, Fitri menanyakan benda yang menonjol di depan pakaian Fery.

Saat itu Fery menjawab jika benda tersebut adalah pisau.

Menurut Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Riko Sunarko saat itu Fitri mengeluarkan kalimat yang membuat Fery tersinggung.

Pria 55 tahun itu kemudian menghentikan motornya dan melukai leher istrinya hingga tewas.

“Setelah dijawab itu pisau, korban mengatakan bunuh saja saya.

Biar aku gak minta nafkah lagi sama kau.

Ini keterangan tersangka.

Seketika itu juga kemudian tersangka langsung menggorok leher korban.

Itu di pinggir jalan,” katanya saat konferensi pers di Mapolrestabes Medan pada Kamis (24/9/2020) sore.

Saat ditangkap, Fery juga mengaku kepada polisi sering mengancam akan membunuh Fitri.

Dari hasil pemeriksaan, Fery sudah merencanakan pembunuhan itu sejak seminggu yang lalu.

“Karena itu tersangka dikenakan pasal 340 dan atau 338 KUHPIdana, ancamannya hukuman mati,” ungkapnya.

“Dari keterangan awal, tersangka menyampaikan motifnya sakit hati karena sering dimaki-maki oleh korban.

Pengakuan tersangka, korban minta dibelikan ruma dan tersangka belum bisa menyanggupi,” katanya.

Setelah membunuh istrinya, Ferry membuang mayat Fitri di semak-semak di tepi jalan.

Lalu ia kabur ke Tebingtinggi.

Ferry kemudian bertemu dengan kawan kerjanya dan seminggu terakhir dia tinggal di Riau hingga akhirnya ditangkap oleh polisi.

Dalam kasus tersebut, polisi menyita barang bukti seperti pisau yang digunakan untuk membunuh, pakaian dan sandal korban serta 2 unit motor milik korban serta pelaku.

Sementara itu saat konferensi pers di gelar, adik laki-laki korban sempat melayangkan tendangan ke perut sembari mengucapkan kekesalannya.

"Kau bunuh kakakku ya," katanya.

Petugas mencoba mencegahnya.

Salah satu kakak korban juga sempat memukul kepala pelaku yang tampak berjalan dengan tenang.

Melihat itu, petugas kembali bersuara keras melarang kakak korban untuk memukul pelaku.

Sempat telepon anak sebelum dibunuh

Sementara itu Farhan Aulia (21) anak korban mengatakan ibunya sempat bekerja sebagai ojek online.

Namun sang ibu lebih banyak mengantar makanan, Biasanya setiap akan bepergian, sang ibu berpamitan kepada Farhan.

Pada malam nahas itu, Fitri sempat menelepon Farhan dan mengatakan akan keluar bersama temannya.

Namun Fitri tidak bercerita akan pergi ke mana.

"Itu malam hari sekitar jam 9-an mama telepon bilang lagi keluar sama temannya.

Tak bilang di mana.

Dua puluh menit kemudian kutelpon lagi sudah nggak aktif," katanya.

Hingga pada hari Minggu, Farhan mendapat kabar bahwa ibunya sudah ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan.

"Orang Polsek Percut Sei Tuan datang ke rumah.

Dibilangnya ibu sudah meninggal dunia.

Kecurigaan langsung ke situ.

Nggak ada siapa-siapa lagi, dia (pelaku) itu (yang membunuh)," katanya.

Sementara Rani mengaku terakhir bertemu ibunya pada Jumat (28/8/2020).

Saat itu ibunya sempat membicarakan rencana untuk berjualan di Pajak Halat.

Rani menanyakan hal tersebut karena pada tahun 2016 lalu, keluarga Fery pernah mendatangi dan menganiya Fitri di lokasi Pajak Halat.

"Itu hari ketiga mama jualan di Pajak Halat.

Saya sempat bilang, yakin mama jualan di situ, nanti diapain lagi sama keluarga dia (pelaku)," katanya.

"Mama bertekad keras, jualan lagi, kerja keras untuk cucunya," katanya.

Rinaldi, mewakili keluarga korban yang hadir dalam konferensi pers tersebut mengatakan terima kasih kepada Polda Sumut, Polda Riau, Polrestabes Medan, Polsek Percut Sei Tuan yang berhasil mengungkap kasus ini.

“Ini semua sudah takdir dari Allah. Ini hanya penyebab kematian adik kami dan kita semua akan menjalani kematian.

Mudah-mudahan dengan cara ini Allah menebus dosa-dosanya.

Terima kasih kepada semuanya,” katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ajakan Makan Malam, Berakhir dengan Pembunuhan..."

Kisah Syamsudin Tertipu di Malaysia, 8 Hari Jalan Kaki Susuri Hutan Hanya Berbekal Air dan Garam

Febri Diansyah Mundur dari KPK: KPK Sudah Berubah

El Rumi Kenang Masa Kecil: Anak-Anak Main Tamiya, Gue Sudah Main Drone

Nunung Alami Serangan Panik saat Tahu Positif Covid-19

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved