Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Misteri di Balik Api Abadi Mrapen Mati Total Sejak 25 September, Ganjar Duga Ini Penyebabnya

Mengejutkan. Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mati total

Editor: muslimah
ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
MATI - Anggota BPBD mengecek kondisi situs Api Abadi Mrapen yang padam di Desa Manggarmas, Godong, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (2/10/2020). Situs api abadi yang pernah digunakan untuk menyalakan obor Pekan Olahraga Nasional (PON), POR PWI, HAORNAS dan Ganefo hingga obor upacara Hari Raya Waisak itu padam sejak 25 September 2020 akibat berhentinya suplai gas, sementara Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah masih melakukan penyelidikan atas kejadian itu. 

Misteri di Balik Api Abadi Mrapen Mati Total Sejak 25 September, Ganjar Duga Ini Penyebabnya

TRIBUNJATENG.COM - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menaruh perhatian khusus soal padamnya api abadi Mrapen di Desa Manggarma, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Ganjar mengaku khawatir padamnya api tersebut disebabkan oleh aktivitas eksploitasi di sekitarnya.

"Mungkin ada gangguan kiri kanannya.

Bisa jadi ternyata di sebelahnya ada orang yang melakukan tindakan yang mengganggu.

Umpama, ada orang menggali di sini, kemudian gasnya bocor ke lubang yang digali itu.

Saya minta tim mengecek dan menyelidiki sekaligus melakukan penelitian," tegasnya.

Seperti diketahui, api abadi di Mrapen dikabarkan padam sejak 25 September lalu.

Ganjar pun segera meresponnya dengan meminta Dinas ESDM Jawa Tengah turun tangan.

Jadwal Bola Liga Inggris Malam Ini, Chelsea Vs Crystal Palace dan Leeds United Vs Manchester City

Ketua RT Ungkap Video Hoaks Viral Pengantin Wanita di Pemalang Meninggal Saat Dirias Jelang Akad

Baru Pertama dalam Sejarah Api Abadi Mrapen Padam, Ini Dugaan Penyebabnya

Selain itu, Ganjar juga meminta para ahli untuk segera melakukan penelitian dan mengungkap penyebab padamnya api abadi Mrapen.

"Saya minta ahli-ahli Geolog ini untuk melakukan tindakan.

Tapi sekarang sedang kita cek, saya minta dilapori perkembangannya," tegasnya.

Ganjar pun berpendapat, padamnya api abadai Mrapen bisa disebabkan faktor alam yang menyebabkan kandungan gas di dalamnya habis. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Soal Padamnya Api Abadi Mrapen di Grobogan, Ganjar Khawatirkan Hal Ini

Pertama Dalam Sejarah

Mengejutkan. Api Abadi Mrapen di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mati total.

Padamnya api tersebut secara total baru pertama kali terjadi dalam sejarah Api Abadi Mrapen.

Api abadi Mrapen dilaporkan padam total pada Jumat (25/9) lalu. Dulu, Api Abadi Mrapen pernah meredup tapi tak sampai padam.

"Api padam total baru terjadi kali ini. Di tahun 1990-an atau kalau tidak salah ingat di tahun 1996, Api Abadi Mrapen pernah berkurang Intensitas debit gasnya, tapi tidak sampai membuat padam," kata Kasi Energi ESDM Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto saat saat meninjau lokasi,Jumat (2/10).

Sinung menyebut pada 1996 itu, upaya memulihkan api abadi dilakukan dengan pengeboran sehingga gas kembali keluar. Pengeboran itu dilakukan hingga kedalaman 20 meter.

"Setelah dibor ternyata keluar gasnya, intensitas nyala api kembali berkobar. Di tahun itu tidak sampai padam, padam total baru terjadi kali ini," jelas Sinung.

Kepala Desa Manggarmas Ahmad Mufid menyebut api sempat meredup hingga padam total. "Sudah sepekan ini apinya padam dan belum menunjukkan tanda-tanda nyala api," kata Mufid.

Di sisi lain, Sinung Sugeng Arianto, mengungkap dugaan penyebabnya. "Adapun dari pengecekan awal itu memang apinya padam karena tidak ada suplai gasnya. Laporan yang kami terima," ujar Sinung.

Dia mendapat laporan Api Abadi Mrapen padam sejak 25 September 2020. Dia menyebut terdapat aktivitas pengeboran untuk mencari sumber mata air di dekat lokasi sebelum api abadi ini padam total. Jarak lokasi keduanya sekitar 200 meter.

"Sebelumnya pada tanggal 12 September ada aktivitas pengeboran pencarian sumber mata air di dekat lokasi api abadi ini," jelasnya.

Sinung menjelaskan aktivitas pengeboran tersebut menyebabkan semburan air setinggi 50 meter. Selain itu, lanjut Sinung, terdengar pula suara gemuruh dari dalam tanah dan tercium bau gas hidrokarbon saat pengeboran itu berlangsung.

"Tapi itu belum bisa dikatakan penyebab utamanya, masih indikasi atau dugaan awal ya," terangnya.

Bisa Dipulihkan

Menurut Sinung, ada beberapa opsi untuk memulihkan sumber api abadi. Tapi memerlukan kajian teknis yang matang. Salah satunya dengan mencari sumber gas baru di dekat lokasi saat ini.

Terpisah, Pejabat sementara (Pjs) Bupati Grobogan, Haerudin, menambahkan akan ada upaya percepatan agar api abadi kembali menyala. Dia mengungkap perlu kajian mendalam terkait upaya tersebut.

"Tadi saya sudah ke sana meninjau lokasi. Yang paling logis yakni mencari sumber gas baru yang kemudian nanti disalurkan ke titik lokasi Api Abadi Mrapen. Tapi itu teknis banget, perlu kajian dan perhitungan yang matang," kata Haerudin.

Untuk diketahui, Api Abadi Mrapen ini kerap menjadi sumber api obor beberapa acara nasional dan internasional. Misalnya saja, pesta olahraga internasional Ganefo pada 1 November 1963, dengan jumlah peserta 2.700 atlet dari 51 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.

Kemudian Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI 23 Agustus 1996. Setiap tahun, api abadi dari Mrapen ini juga digunakan untuk obor upacara Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.

Lokasi api abadi Mrapen ini pun sudah menjadi destinasi wisata, namun selama pandemi virus COVID-19 objek wisata ini ditutup. (dtc/ant)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved