Kim Jong Un Perintahkan 'Perang' untuk Dongkrak Ekonomi Korut
Mobilisasi massa, seperti penambahan jam kerja yang panjang maupun pemberian tugas tambahan merupakan hal umum di Korut.
PYONGYANG - Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong Un disebut memerintahkan jajarannya untuk perang selama 80 hari demi mengerek perekonomian Korea Utara (Korut).
Mobilisasi massa, seperti penambahan jam kerja yang panjang maupun pemberian tugas tambahan merupakan hal umum di Korut.
Berdasarkan pemberitaan media setempat, Kim memerintahkan manuver itu menjelang kongres Partai Buruh Korea yang dihelat pada Januari 2021.
Keputusan yang dibuat saat pertemuan rutin partai itu diambil setelah ekonomi negara itu dihantam banjir, virus corona, maupun sanksi dari PBB.
Biasanya, Pyongyang bakal menggunakan terminologi militer seperti 'perang' untuk menggambarkan perjuangan yang dilakukan publik.
Tetapi, kantor berita KCNA yang rilis dalam bahasa Inggris menggunakan istilah yang lebih diplomatis, 'kampanye', atas perintah Kim Jong Un.
Dalam ulasan KCNA, pemerintah Korut sudah menunjukkan sebuah momen bersejarah yang mereka berikan dengan harga sangat mahal.
"Dengan berani kami mengatasi pencobaan dan kesulitan berat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tapi kami tak boleh berpuas diri," jelas media itu.
Dilansir AFP Selasa (6/10), 'pertempuran' itu dipandang sebagai upaya menunjukkan loyalitas kepada pemerintah negeri penganut ideologi Juche itu.
Pertemuan partai penguasa pada Januari, pertama dalam 5 tahun terakhir, bertujuan untuk meletakkan pondasi ekonomi baru.
Pyongyang disebut menderita kemunduran perekonomian yang sangat hebat, di mana rencana yang mereka susun tahun ini harus mereka batalkan.
Bahkan pada pertemuan Agustus lalu, pemerintah sepakat bahwa gol ekonomi yang telah mereka susun untuk tahun ini harus mengalami penundaan.
Belum lagi sanksi yang dijatuhkan internasional kepada Pyongyang karena mereka menggelar uji coba rudal balistik dan senjata nuklir. (Kompas.com)