Berita Sukoharjo
Bendungan Colo Sukoharjo Jadi Spot Mancing Tiap Oktober, 1 Orang Bisa Dapat 30 Kg Ikan
Warga di Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo memiliki tradisi alam pada setiap bulan Oktober.
TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Warga di Desa Pengkol, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo memiliki tradisi alam pada setiap bulan Oktober.
Hampir disetiap bulan Oktober, aliran sungai di dam colo ditutup untuk perbaikan dan pemeliharaan sungai.
Hal ini membuat ratusan warga berbondong-bondong mencari ikan dialiran sungai Bengawan Solo, karena debit airnya surut.
Tahun ini, tradisi tersebut kembali diadakan.
Tanpa ada yang mengundang atau menyuruh, ratusan warga memancing ikan di aliran sungai Bengawan Solo, terutama di Dam Colo Pengkol, Minggu (11/10/2020).
Dari pantauan TribunSolo.com, para pencari ikan menggunakan berbagai metode mulai dari pancing, jala, hingga setrum.
Warga yang datang tidak hanya dari Kecamatan Nguter dan Selogiri, Wonogiri.
Namun ada juga warga dari luar Sukoharjo yang ikut serta memancing saat aliran sungai di Bengangawan Solo ini surut.
Salah satunya Sutrisno, warga Karangdowo, Kabupaten Klaten.
Ia mengatakan, dirinya berangkat bersama enam teman-temannya sejak pukul 00.00 WIB.
Sesampainya di Dam Colo, mereka lalu beristirahat sejenak menunggu penutupan bendungan tersebut.
"Masih nunggu penutupan pukul 06.00 WIB. Baru turun mencari itu sekira pukul 06.15 WIB," kata dia kepada TribunSolo.com.
Sejumlah masyarakat saat memancing di dam colo, Minggu (11/10/2020) (TribunSolo.com/Adi Surya)
Aliran atas Dam Colo menjadi lokasi awal Sutrisno mencari ikan sebelum akhirnya bergeser ke aliran bawah.
Ia mengaku hasil tangkapannya lebih sedikit dibanding tahun lalu.
Pasalnya, Sutrisno bisa menangkap hampir 1 kuintal ikan per harinya pada tahun lalu.
"Tahun lalu bisa hampir 1 kuintal ada, sekarang baru dapat kurang lebih 30 kilogram," aku dia.
"Padahal sudah naik sebanyak 3 kali," tambahnya.
Jenis ikan yang biasa didapatkan para pemburu di Dam Colo mulai tawes putih, nila, gabus, hingga sogo.
Sutrisno mengatakan ikan yang didapatkannya langsung dijual di penjual yang ada di kawasan bendungan.
"Kalau tidak langsung dijual takutnya langsung busuk," katanya.
Terpisah, Penjual ikan, Saminem (44) mengatakan ikan tangkapan warga dijualnya dengan variasi harga dan tergantung jenisnya.
"Ada yang Rp 15 ribu, 20 ribu sampai 30 ribu," katanya.
Ia mengaku jumlah ikan yang dijualnya lebih sedikit dibanding tahun lalu.
"Dulu bisa bawa bersih Rp 400 ribu, sekarang ini baru dapat Rp 300 ribu itu belum bersih," tandasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Tradisi Tiap Bulan Oktober di Dam Colo Nguter, Aliran Sungai Surut, Warga Panen Ikan