Berita Kecelakaan
Kabar Duka, WNI Kurir Aplikasi Pengantar Makanan di Australia Meninggal Kecelakaan
Kabar duka, seorang WNI yang bekerja sebagai kurir makanan meninggal dalam kecelakaan di Sydney, Australia.
Sedangkan Dede meninggalkan istri dan seorang anak di Indonesia.
Istri Chen, Lihong Wei, yang dihubungi ABC menjelaskan, kabar kecelakaan itu dia terima dari rekan suaminya tak lama setelah kejadian.
"Saya bilang ke dia, tolong bangunkan suami saya, tolong, jangan biarkan dia tertidur," ujar Wei.
Kejadian yang menimpa Chen berlangsung pada malam hari ketika dia mengendarai motor dan ditabrak oleh sebuah bus di daerah pinggiran kota Sydney tersebut.
Chen sempat dilarikan ke rumah sakit namun meninggal dunia keesokan harinya.
Supir bus telah ditetapkan sebagai tersangka dengan tuduhan mengemudi dengan cara membahayakan orang lain.
Istri Chen mengaku bersyukur karena pihak HungryPanda menghubungi untuk membantunya mendapatkan visa ke Australia dan mereka juga telah menghubungi perusahaan pemakaman.
HungryPanda awalnya tak berjanji untuk menanggung biaya pemakaman, juga tak menawarkan untuk membayar biaya pesawat ke Australia untuk Wei dan dua anaknya.
Namun setelah kejadian ini diberitakan media, Wei mengatakan pihak HungryPanda mau menanggung biaya tiket penerbangan, akomodasi, dan biaya pemakaman suaminya.
"HungryPanda menyampaikan bahwa mereka akan membantu tiket kami ke Australia, tempat tinggal serta biaya pemakaman suami saya," kata Wei.
Dalam pernyataan kepada ABC, Tina Sun dari HungryPanda menyatakan, "Kami bersedia memberikan dukungan sebisanya untuk membantu keluarga ini karena kami yakin mereka membutuhkan bantuan saat ini."
Wei kini berharap visanya dapat diproses secepat mungkin sehingga bisa segera mengatur pemakaman suaminya.
"Saya hanya berharap tragedi semacam ini tidak terjadi lagi di Australia," katanya.
Di Australia, para pekerja delivery untuk aplikasi pengantar makanan seperti Uber Eats dan Hungry Panda, diposisikan sebagai "kotraktor independen".
Menurut Wakil Ketua TWU Australia Nick McIntosh mengatakan perusahaan-perusahaan dalam gig economy telah "mengeksploitasi sistem" ini.