Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

FORUM GURU

Ekstrakurikuler di Masa Pandemi

Kemajuan suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia pada negara tersebut. Kemajuan tersebut dapat diukur dari tingkat kemakmurannya.

Penulis: - | Editor: moh anhar
zoom-inlihat foto Ekstrakurikuler di Masa Pandemi
TRIBUN JATENG
opini FORUM GURU 13/10/2020

Penulis:  Yudha Priyono SPd, Guru SMK Negeri 1 Warungasem, Kabupaten Batang

KEMAJUAN suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia pada negara tersebut. Kemajuan tersebut dapat diukur dari tingkat kemakmuran suatu negara. Semakin tinggi pendapatan warga negara semakin maju negara tersebut. Semakin berkualitas sumber daya manusia yang mengelola negara, semakin maju negara tersebut dalam berbagai bidang, misalnya perdagangan, industri dan lainnya. 

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, kompetensi yang dibutuhkan dalam menjawab tantangan di masa depan adalah kreativitas, kolaborasi, kemampuan bekerja sama, kemampuan memproses informasi secara kritis, kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berempati. 

Menurut hemat penulis, kompetensi tersebut tidak begitu saja dipunyai, tetapi harus diciptakan. Sumber daya tersebut dibentuk dari pendidikan, baik itu formal maupun informal. Pendidikan informal didapat dari keluarga dan lingkungan sekitar, sedangkan pendidikan formal didapat dari institusi sekolah, baik dari swasta maupun negeri. Kedua jalur pendidikan tersebut saling mendukung satu sama lain. Pendidikan formal akan lebih berhasil jika didukung oleh pendidikan informal. Pendidikan keluarga yang kuat didukung oleh lingkungan yang baik akan menjadi dasar yang kuat bagi siswa tersebut dalam menempuh pendidikan di formal.

Dalam tulisan ini, penulis lebih menyoroti tentang pendidikan formal. Pendidikan formal dari tingkat sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan membentuk siswa dari segi mental dan keilmuan. Jika keluarga dan lingkungan sekitar lebih banyak mendidik dari segi mental, sekolah lebih banyak mendidik siswa dari segi keilmuan atau menyeimbangkan antara mental dan keilmuan. Mental yang bagus didapat melalui pendidikan karakter, baik formal maupun informal. 

Baca juga: DPRD Jateng Apresiasi Aksi Damai dan Minta Buruh Tunggu Salinan Omnibus Law

Baca juga: Kadin Jateng Siapkan Program Digitalisasi Bagi UMKM

Baca juga: Ini Cara Arief Rohman Entaskan Blora dari Kemiskinan

Menteri Nadiem Makariem juga menyampaikan bahwa tanpa karakter yang mulia, generasi muda akan mudah tergerus pada informasi yang tidak benar. Kombinasi antara karakter yang mulia dan keilmuan yang tinggi akan mencetak sumber daya manusia yang mumpuni yang dibutuhkan bangsa ini.

Daya kreasi

Lulusan yang memiliki daya kreasi, inovasi dan berpikir kritis serta memiliki karakter yang kuat sangat dibutuhkan untuk menjawab tantangan bangsa di masa depan. Lulusan yang memiliki kompetensi yang seimbang antara kemampuan otak kiri dan otak kanannya. Kompeten dalam bidang keilmuannya tidak cukup untuk membawa negara ini maju. Jika hanya pintar dalam bidang keilmuan, maka akan tercetak pegawai-pegawai yang biasa saja. Padahal untuk menjadi menjadikan negara ini maju dibutuhkan pegawai atau pengusaha yang kreatif, inovatif, dan kritis. Negara-negara maju, seperti Tiongkok, Amerika dan Jepang memiliki persentase pengusaha yang sangat besar.

Pendidikan formal menjadi salah satu jawaban dalam menciptakan lulusan lulusan handal tersebut. Kegiatan-kegiatan di sekolah sebenarnya sudah mencerminkan dua macam pendidikan tersebut. Sekolah memiliki kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan intrakurikuler memberikan bekal keilmuan siswa secara kognitif. Kurikulum 2013 yang didalamya ada kegiatan pendekatan ilmiah mengajarkan kepada siswa untuk menguasai satu bidang keilmuan seraya mengasah kemampuan kritis dan inovatifnya. Ekstrakurikuler menjadi ajang bagi siswa untuk aktualisasi diri. Karakter siswa lebih banyak terbentuk pada kegiatan-kegiatan ini karena langsung praktek dalam meningkatkan kompetensi sosialnya untuk memantapkan karakternya.

Kegiatan ekstrakurikuler memberikan banyak keuntungan dalam membentuk generasi muda, khusunya para siswa yang merupakan aset sumber daya manusia penerus bangsa. Yang pertama, kegiatan tersebut akan mengasah kemampuan sosial mereka. Beberapa materi sosial misalnya, tentang keorganisasian, kepemimpinan, pidato, kerja team, kedisiplinan, diskusi dan lainya dapat dipraktekan secara tidak langsung disini. Tanpa mengikuti ekskul mereka hanya mendapatkanya secara teori. 

Kemampuan tersebut sangat berguna sekali ketika para siswa meniti karir mereka. Sebagai contoh, kemampuan diskusi, berbicara dan kepemimpinan akan sangat berguna ketika mereka bekerja dalam tim di perusahaan. Dengan begitu karir mereka akan cepat meningkat dibanding lainnya. 

Berpikir kritis

Kemampuan berpikir kritis yang didapat dari pengalaman berorganisasi akan membantu dalam mengembangkan kualitas perusahaan. Apalagi ketika berkarir sebagai pengusaha, kemampuan tersebut sangat berguna dalam mengembangkan perusahaan, misalnya menarik minat pelanggan, meningkatka kualitas produk, melebarkan investasi, dan lainnya. Sudah menjadi hal yang umum bahwa dunia wirausaha tidak lepas dari sikap kreatif dan kritis. Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti untuk membentuk sikap ini, misalnya Pramuka, dan Patroli Keamanan Sekolah. Untuk kegiatan non-ekskul yang dapat diikuti adalah OSIS.

Baca juga: Program PGSD UKSW Salatiga Raih Akreditasi A

Baca juga: BPBD Demak Kerahkan 54 Tangki Air, Bantu Warga Kesulitan Air Bersih

Baca juga: Video Ganjar Telepon 3 Menteri Sampaikan Aspirasi Buruh

Kedua, kegiatan eksktrakurikuler dapat membentuk akhlak siswa, misalnya keagamaan atau kerohanian. Siswa akan lebih praktek secara nyata dalam kegiatan keagamaan untuk membentuk akhlak mereka. Misalnya dalam kegiatan kerohanian islam, selain lebih mendalami keagamaan, kegiatan seperti seni rebana, peringatan hari hari besar keagamaan, kegiatan bulan Ramadan, Idulfitri dan lainya akan membentuk mental mereka yang agamis. Kegiatan ekstrakurikuler tersebut merupakan pelengkap dari materi Pendidikan Agama yang didapatkan pada pembelajaran intrakurikuler. 

Sumber daya manusia yang berbudi mulia sangat dibutuhkan untuk kemajuan bangsa. Adanya dekadensi moral bangsa, seperti perilaku korupsi di kalangan pemimpin bangsa terjadi karena moral yang tidak tangguh. Oleh karena itu, mahir dalam ilmu tidaklah cukup, tetapi juga harus diimbangi dengan budi pekerti yang mulia. Karakter mulia yang kuat akan membuat sumber daya manusia tidak mudah terpengaruh dengan perilaku yang melanggar norma sosial dan hukum.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved