Omnibus Law UU Cipta Kerja
Mahfud MD Diminta Andi Arief Angkat Bicara Soal SBY yang Merasa Dituduh: Saya Harus Klarifikasi Apa?
Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan ia diminta Andi Arief untuk membuat klarifikasi soal dalang kericuhan demo tolak Omnibus law UU Cipta Kerja.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Mahfud MD lalu mengatakan pernah melihat cuitan soal tudingan itu di Twitter.
Namun, Mahfud MD menegaskan bukan dari pihak pemerintah yang mengatakan hal itu.
"Di sosial media, di twitter saya tahu, cuitan kitu tapi pemerintah tidak ada yang berstatemen tentang itu," ujar Mahfud MD.
Mahfud MD lalu menegaskan SBY bukan orang yang ada di daftar oknum yang diduga membiayai atau menjadi dalang kerusuhan aksi demo tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
"Jika nanti ada orang yang dekat dengan SBY lalu ditangkap misalnya, bukan berarti dibiayai SBY, bisa jadi orang itu dekat dengan saya juga, kan namanya aktivis dekat dengan siapa saja," ujar mahfud MD.
SBY merasa tertuduh
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara mengenai polemik Undang-undang Cipta Kerja.
Termasuk soal tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya sebagai dalang demo UU Cipta Kerja yang berlangsung di sejumlah daerah Indonesia.
Namun SBY mengatakan bukan kali ini saja di era pemerintahan Jokowi dirinya dituduh dalam kerusuhan dalam aksi unjuk rasa.
Menurut SBY, pada Aksi Bela Islam pada 4 November 2016 lalu dirinya juga dituduh membiayai aksi tersebut.
Terkait tuduhan dalang aksi penolakan UU Cipta Kerja yang ramai di media sosial, SBY meminta pejabat negara untuk menyebut pihak yang menjadi dalang sebenarnya agar tidak menimbulkan kabar bohong di masyarakat.
"Kalau memang menggerakan, menunggangi, membiayai, dianggap negara kejahatan dan melanggar hukum. Hukum harus ditegakkan, lebih baik disebutkan, kalau tidak negaranya membuat hoaks," papar SBY dalam akun Youtube miliknya, Jakarta, Senin (12/10/2020) malam.
Di kesempatan itu, SBY juga mengungkapkan fitnah yang ditujukan kepada dirinya pada empat tahun lalu, yakni dituduh sebagai pihak penggerak Aksi Bela Islam atau Aksi 411 pada 4 November 2016.
"Ini cerita klasik ini. Mereka ingin dapatkan kredit, tetapi dengan cara merusak nama baik orang lain, menjatuhkan orang lain, meskipun belum tentu berhasil cara-cara itu," papar SBY.
"Saya tahu. Mengapa saya tahu? Karena ketika ada seseorang yang membawa berita itu kepada pemimpin kita, presiden kita, ada juga saksinya di situ yang kaget sekali dan belakangan setelah lewat prahara itu, dia menyampaikan kepada saya," sambung SBY.