Berita Internasional
1 Keluarga Tewas Keracunan Seusai Makan Mie yang Disimpan Selama Satu Tahun
Sembilan anggota sebuah keluarga tewas setelah mengkonsumsi mi yang sebelumnya disimpan di dalam freezer selama satu tahun.
TRIBUNATENG.COM, BEIJING - Sembilan anggota sebuah keluarga tewas setelah mengkonsumsi mi yang sebelumnya disimpan di dalam freezer selama satu tahun.
Mi itu dilaporkan mengandung tepung jagung terfermentasi, sehingga meracuni satu keluarga tersebut dengan senyawa asam bongkrek.
Racun asam bongkrek ini menurut catatan medis memang memiliki efek mematikan, tingkat kematiannya mencapai 40-100 persen.
Baca juga: Inilah Sosok YL Wanita Solo Tewas Terbakar Hidup-hidup di Sukoharjo, Masih Kerabat Presiden Jokowi
Baca juga: Nunung Tewas Kecelakaan di Tol Sragen, Tangisan Sambut Kedatangan Jenazah Waka DPRD Kab Pekalongan
Baca juga: Ini Nominal Gaji Polisi dan Tunjangan Kinerja Lengkap dari Bhayangkara Dua hingga Jenderal
Baca juga: Raffi Ahmad Tak Menyerah Saat PDKT, Nagita Slavina Balas WA 4 Hari Kemudian
Kronologi Kejadian
Semua berawal ketika keluarga yang berlokasi di Jixi, Provinsi Heilongjiang, memakan hidangan China yang disebut Suantangzi, pada 5 Oktober.
Tujuh orang dewasa yang memakan makanan tradisional itu jatuh sakit dan kemudian meninggal lima hari kemudian, dilaporkan Daily Mirror Selasa (20/10/2020).
Kemudian dua orang lainnya, dengan salah satunya diidentifikasi bernama Li, mengembuskan napas terakhir pada Senin, seperti dikutip Daily Star (19/10/2020).
Untungnya, tiga anak di keluarga tersebut selamat setelah menolak memakan mi itu, karena mereka mengaku rasanya tidak enak.
Gao Fei, direktur keselamatan makanan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Heilongjiang menyatakan, racun karena asam bongkrek sangatlah fatal.
Dia menerangkannya racunnya sudah menginfeksi beberapa jam setelahnya, di mana penderita bisa mengalami sakit perut hingga berkeringat.
"Racun itu bisa menyebabkan kerusakan serius pada organ manusia seperti hati, ginjal, jantung, dan otak," kata Gao kepada China News Service.
Gao menjelaskan saat ini, tidak ada penawar racun untuk asam bongkrek. Begitu terpapar, dia menyebut tingkat kematiannya antara 40-100 persen.
Dia menerangkan asam bongkrek, yang diproduksi dari kelapa difermentasi, bahkan tahan ketika dipanaskan dalam suhu tinggi.
Bongkrek, yang biasanya dipergunakan sebagai bahan baku tempe bongkrek, dilarang di Indonesia karena bertanggung jawab atas banyak kematian.
Antara 1951 sampai 1975, setiap tahun di Indonesia tercatat terdapat 288 kasus keracunan dan 34 korban meninggal akibat tempe bongkrek. (*)