Soal Kritikan Rocky Gerung pada Pemerintahan Jokowi, Refly Harun: Memang Tajam dan Pedas
Pakar hukum tatanegara, Refly Harun Mmengakui kritikan Rocky Gerung ke pemerintahan Jokowi sangat keras dan tajam.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Refly Harun menilai kritik-kritik Rocky Gerung justru baik untuk proses demokrasi, termasuk untuk kelangsungan pemerintahan.
"Tetapi kan yang paling penting adalah pendapat-pendapatnya. Memang pendapat yang disampaikan Rocky Gerung sering sekali sangat tajam, sangat pedas," ucap Refly Harun.
Diketahui sebelumnya, Najwa Shihab melempar pertanyaan ke Rocky gerung.
"Skor kinerja pemerintahan saat ini berapa?" tanya Najwa Shihab.
"Skornya? saya kasih huruf aja deh yaitu A minus," terang Rocky Gerung.
Mendengar penilaian yang diberikan Rocky, Najwa Shihab terkejut.
"A minus itu skalanya A paling jelek atau bagus?" cecar Najwa Shihab.
"A minus itu berarti A untuk kebohongan, minus untuk kejujuran," beber Rocky Gerung.
"A minus?" ujar Najwa Shihab.
Najwa Shihab tampak penasaran dengan alasan Rocky Gerung memberikan nilai itu.
Rocky Gerung menjelaskan, saat ini publik berupaya memahami logika dari pemerintah saat ini yaitu menitipkan harapan.
"Tetapi tiba-tiba dibatalkan oleh dua caption di harian Kompas yang menyatakan, kepuasaan hilang. Padahal survey Agustus 2020 saya baca 60 persen masih puas, sekarang di bawah 50 persen yang berarti sama seperti malam pertama tetapi pasangannya sudah tak percaya, semestinya perkawinannya bubar," aku Rocky.
Kendati demikian, terdapat kepercayaan masyarakat Indonesia agar Jokowi tetap memimpin Indonesia meski dalam kondisi seperti ini.
"Masyarakat masih bilang 'mudah-mudahan masih berlanjut', tetapi itu sebenarnya sebuah situasi psikologis publik supaya tak ada kerusuhan semoga pak Jokowi masih lanjut, dan socioligical factnya menyatakan di bawah 50 persen itu kita mau maki-maki dan sebagainya, kalau di Eropa perdana menteri sudah turun," terang Rocky Gerung.
Rocky menjelaskan, survey yang dilakukan Kompas tersebut menunjukkan situasi terkini publik yang semakin kurang percaya dengan pemerintah.
"Jadi kalau ada survey di atas Kompas itu berarti bohong," ujar Rocky Gerung.
Rocky Gerung mengatakan Kompas menjadi parameter utama.