Berita Internasional
Rusia Gempur Suriah dengan Serangan Udara, 78 Pemberontak Tewas 90 Terluka
Serangan udara Rusia yang merupakan sekutu rezim Damaskus, menewaskan 78 pemberontak yang didukung Turki di Suriah barat laut pada Senin (26/10/2020).
TRIBUNJATENG.COM, IDLIB - Serangan udara Rusia yang merupakan sekutu rezim Damaskus, menewaskan 78 pemberontak yang didukung Turki di Suriah barat laut pada Senin (26/10/2020).
Sementara itu lebih dari 90 lainnya terluka saat pesawat tempur Rusia menargetkan kamp pelatihan faksi Faylaq Al Sham di daerah Jabal Duwayli di kota Idlib, kata Observatorium HAM Suriah yang dikutip AFP.
Serangan besar sebelumnya terjadi pada Desember yang menewaskan lebih dari 500 warga sipil dan membuat lebih dari 1 juta orang mengungsi.
Baca juga: Menaker Telah Putuskan Upah Minimum Tahun Depan Tidak Naik
Baca juga: Tim Gabungan TNI-Polri Gerebek Markas KKB Papua di Sugapa, 1 Tewas dan 2 Ditangkap
Baca juga: Selamat, Tim Esport Indonesia Juarai Ajang PUBG PMPL SEA Finals Season 2 Asia Tenggara
Baca juga: Peternak Ayam Indonesia Sampai di Titik Nadir, Kementan Ingin Kampanyekan GEMAYA
Kepala Observatorium Rami Abdel Rahman menggambarkan serangan pada Senin di dekat perbatasan Turki sebagai "yang paling mematikan sejak gencatan senjata berlaku".
Dia juga menerangkan, itu adalah serangan udara Rusia yang korbannya terbanyak, terhadap pemberontak dalam satu hari sejak intervensi militer Moskwa di Suriah pada 2015.
Di Idlib seorang jurnalis AFP melihat puluhan warga menghadiri permakaman beberapa prajurit.
Kepala mereka menunduk dengan tangan tergenggam dan berbaris rapi di depan peti mati.
Front Pembebasan Nasional (NLF) mengatakan kepada AFP, serangan Rusia kemarin menghantam salah satu posnya dan memakan korban, tapi tidak membeberkan angka korban tewas.
Juru bicara NLF Sayf Raad mengecam "pesawat Rusia dan pasukan rezim terus menerus melanggar kesepakatan Turki-Rusia dengan menargetkan pos-pos militer, desa, dan kota."
Gencatan senjata Maret sebagian besar masih berlangsung, meski beberapa pengeboman silih berganti terjadi.
Serangan udara Rusia dari waktu ke waktu menargetkan pos-pos militer, termasuk kelopmpok yang didukung Turki, kata Abdel Rahman.
Sejumlah analis menilai serangan kemarin adalah peringatan bagi Ankara, karena Turki mengirim proksi Suriahnya untuk berperang dalam konflik di Nagorno-Karabakh dan Libya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suriah Digempur Serangan Udara Rusia, 78 Pemberontak Tewas"