Berita Video
Video Pengunjung Guci Tegal Ramai tapi Sedikit yang Berbelanja
Pada momen libur panjang Maulid Nabi, objek wisata Guci Kabupaten Tegal memang ramai dipadati oleh pengunjung.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Berikut ini video pengunjung Guci Tegal ramai tapi sedikit yang berbelanja.
Pada momen libur panjang Maulid Nabi, objek wisata Guci Kabupaten Tegal memang ramai dipadati oleh pengunjung.
Namun hal ini tidak membuat salah satu Pedagang sayur dan buah di objek wisata Guci, Runtah (58) merasa senang.
Karena meski jumlah pengunjung meningkat, tapi yang membeli barang dagangannya sangat sedikit. Jauh berbeda sebelum adanya pandemi Covid-19.
Bahkan Runtah mengklaim, bahwa kondisi saat ini merupakan paling parah yang pernah ia alami.
Sudah berjualan selama 40 tahun atau bisa dikatakan sejak pertama kali objek wisata Guci dibuka, Runtah mengaku saat ini sayuran yang menjadi barang dagangan utamanya sepi pembeli.
Bahkan yang biasanya dalam sehari bisa langsung habis terjual, saat ini seminggu pun kadang masih tersisa. Sehingga kondisinya cukup memperhatikan.
"Saya berbicara apa adanya, tidak melebihkan, tapi sesuai apa yang saya alami. Pisang saya jual sejak sabtu lalu, sampai sekarang masih utuh. Padahal biasanya sehari saja bisa langsung habis. Begitu juga sayuran seperti kol, kentang, labu siam, tomat, wortel, dan lain-lain. Kondisi saat ini benar-benar membuat saya prihatin, tapi ya mau bagaimana lagi, saya harus tetap menjalankan," ungkap Runtah, pada Tribunjateng.com, Kamis (29/10/2020).
Bahkan Runtah bercerita, karena sampai seminggu tidak laku, sayuran labu siam yang ia jual, akhirnya dibawa pulang ke rumah dan dijadikan pakan untuk landak.
Belum lagi dikondisi seperti saat ini, ia mau tidak mau menurunkan harga jual dagangannya.
Contoh yang biasanya dijual Rp 8.000 per kilogram, saat ini paling Rp 3.000 per kilogram.
Sayuran kol yang biasanya dijual dengan harga Rp 5.000 per kilogram, saat ini paling Rp 1.000 per kilogram.
Harga Rp 1.000 per kilogram pun, menurut Runtah, itu sudah dinaikkan harganya. Karena sebelumnya harga kol di tempatnya Rp 500 per kilogram.
"Labu siam yang biasanya saya jual Rp 2.000 per kilogram, saat ini paling Rp 200 - Rp 400 per kilogram nya. Kondisi ini saya alami sejak awal pandemi Covid-19 muncul di Kabupaten Tegal. Ya saya berharap kondisinya bisa seperti dulu lagi, tidak seperti sekarang, namanya saya cuma penghasilan dari sini, jadi mau bagaimana tetap harus saya tekuni," jelasnya.
Sementara itu, pedagang lainnya, Wati (37), yang berjualan manisan buah menambahkan, penjualan sampai saat ini belum mengalami peningkatan, meksipun pengunjungnya banyak.