Berita Regional
Dinkes Mimika: Masyarakat Asli Papua Tidak Percaya Adanya Virus Corona
Mereka menuding saya seolah-olah Tuhan karena menentukan apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak.
TRIBUNJATENG.COM - Masih banyak warga di wilayah Mimika Papua yang tak percaya dengan pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan oleh pihak Dinas Kesehatan Mimika, Provinsi Papua.
Padahal, Covid-19 telah merenggut nyawa lebih dari 1 juta jiwa di seluruh dunia.
Baca juga: Pelawak Malih Tersinggung Saat Pemeran Pedagang Kopi Hina Dirinya Tua Jelek, Syuting Berhenti
Baca juga: Respons Letkol TNI Dwison Evianto Soal Pencopotan Jabatan Sebagai Dandim 0736 Batang
Baca juga: Isu Ini Diduga Menjadi Dasar Letkol TNI Dwison Evianto Dicopot Sebagai Dandim 0736 Batang
Baca juga: Berikut Ini Daftar Terbaru Pinjaman Online Ilegal yang Diblokir
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Mimika, Obet Tekege mengatakan, mayoritas warga asli Papua di Mimika sama sekali tak percaya Covid-19.
Hal itu menjadi hambatan terbesar bagi petugas kesehatan untuk menelusuri riwayat kontak erat pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
"Sampai saat ini masyarakat asli Papua tidak percaya akan adanya virus corona, mereka menganggap virus itu dibawa dari luar.
Ini tentu menjadi hambatan karena secara data sebagian orang asli Papua di Mimika kini terpapar virus corona," kata Obet di Timika seperti dikutip dari Antara, Rabu (4/11/2020).
Obet yang menjabat sebagai ketua Tim Tracing Contact Covid-19 Mimika itu menambahkan, ketidakpercayaan warga itu justru memunculkan stigma bagi para pasien dan keluarga mereka.
Para petugas yang menelusuri riwayat kontak pasien terkonfirmasi positif Covid-19 juga mendapat sambutan tak ramah dari warga.
Tak jarang, para petugas dicaci maki oleh warga.
Bahkan, ada petugas yang mengalami kekerasan fisik.
"Kami dicaci maki habis-habisan oleh warga, bahkan rekan-rekan kami dilempari batu.
Mereka menuding saya seolah-olah Tuhan karena menentukan apakah seseorang terpapar Covid-19 atau tidak.
Masyarakat mengancam mendatangi dan akan merusak rumah saya," kata Obet.
Obet menjelaskan, warga yang tak percaya dengan Covid-19 tidak hanya yang bermukim di pinggiran Kota Timika seperti Kwamki Lama, SP13, dan SP7.
Masyarakat yang tinggal di Kota Timika pun tak jauh berbeda.
"Apalagi yang tinggal di rumah-rumah kos, itu paling susah untuk ditemui oleh petugas kami karena mereka takut akan adanya stigma dari tetangga yang lain," tuturnya.
Kondisi itu membuat pasien positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri tak jujur dengan tim penyelidikan epidemiologi Dinkes Mimika.
Mereka kerap memberikan alamat rumah yang tak jelas.
"Mereka melaporkan alamat yang salah, ketika kami datang ke alamat yang diberikan itu, tidak ada warga di sekitar itu yang mengenal yang bersangkutan.
Ada juga yang memberikan alamat jelas, namun saat didatangi petugas yang bersangkutan tidak ada di rumahnya," kata Obet.
Obet berharap warga harus berani menghilangkan sikap tak acuh terhadap pandemi Covid-19.
Sehingga, pemerintah bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Kabupaten Mimika memiliki jumlah kasus positif Covid-19 tertinggi kedua di Provinsi Papua.
Tercatat lebih dari 2.500 kasus Covid-19 di Mimika, 2.100 di antaranya dinyatakan sembuh dan 25 orang meninggal. (*)
Bersama kita lawan virus corona.
Tribunjateng.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Sampai Saat Ini Masyarakat Asli Papua Tak Percaya Corona, Mereka Anggap Virus Itu Dibawa dari Luar""
Baca juga: Dua Gadis Ditemukan Menangis di Rumah Kosong Setelah Hilang 4 Hari
Baca juga: Maradona Jalani Operasi Otak, Lionel Messi Kirim Doa Menyentuh
Baca juga: TKW Pati Buta Dianiaya Majikan Singapura, Bisa Pulang Alasan Badan Kena Sihir
Baca juga: Nita Thalia Ditertawakan Penonton Gara-gara Dandanan Menor