Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penanganan Corona

Kisah Dokter Galih, Pernah Terpapar Covid-19 Hingga Ketakutannya Menulari Orang Terdekat

Kekhawatirannya memuncak saat Dokter Galih Puspitasari dinyatakan terpapar Covid-19.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: sujarwo
zoom-inlihat foto Kisah Dokter Galih, Pernah Terpapar Covid-19 Hingga Ketakutannya Menulari Orang Terdekat
Dok. Pribadi
Dokter Galih Puspitasari

“Saya langsung sujud syukur. Dan saya langsung sepedaan, memang suka sepedaan, keliling Kota Blora,” ujarnya.

Kembali Bertugas dengan Risiko Lebih Tinggi

Kini Galih telah kembali betugas di rumah sakit. Terhitung sejak awal Juli 2020 dia kembali ke tempat yang memiliki risiko penularan tinggi. Bagaiamanapun, trauma itu masih melekat dalam benaknya. Apalagi saat harus menangani pasien dengan gejala Covid-19. Namun, panggilan tugas jauh lebih utama.

“Bagaimana lagi, ini sudah tugas saya. Kalau menghindar, malah saya bisa tekanan psikis," kata Galih.

Sebagai seorang dokter dengan tingginya risiko tertular kembali, tentu Galih kini jauh lebih berhati-hati. Malah, dia kini bertugas sebagai dokter yang harus melakukan tes usap ketika ada pasien bergejala. Selesai bertugas melayani tes usap, dia harus langsung mandi. Ketika sampai rumah, dia kembali mandi 

Tugas sebagai dokter tes usap dilakoni setelah sebelumnya tugas itu diemban oleh kawannya, dr Hery Prasetyo. Kabar duka itu datang pada pertengahan Agustus 2020. Dr Hery meninggal dan dinyatakan positif Covid-19.

"Ini sangat berisiko. Tapi saya harus menjalaninya," kata dia.

Kenangan akan dr Hery sangat melekat baginya. Selama menjalani perawatan karena terpapar Covid-19, dr Hery adalah orang yang melayaninya ketika harus tes usap. Tapi kini telah tiada. Tugas berisiko itu kini diemban olehnya.

Kesedihannya sesekali datang ketika ada rekan sesama tenaga medis yang terpapar Covid-19. Kesedihan itu semakin dalam ketika sesama tenaga medis meninggal karena virus tersebut.

"Sudah pasti sangat sedih. Apalagi saya pernah mengalami sebagai pasien Covid-19," kata dia.

Namun dia tidak lantas tenggelam dalam kesedihan. Virus ini harus dilawan bersama-sama. Kata Galih, protokol kesehatan itu memang mutlak. Lebih dari itu, mengelola stres juga penting. Sebab, itu akan berimbas pada sistem imun tubuh.

Kemudian yang tidak kalah penting adalah istirahat yang cukup. Pasalnya, dia menduga virus coronya yang menyerangnya hingga mengakibatkan kondisi tubuhnya memburuk karena sebelumnya dia kecapekan karena aktivitasnya.

Bersama kita lawan virus corona. Tribunjateng.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak). (*)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved