Hitungan Weton
Karakter Pemilik Weton Sesuai Pasaran Jawa, Lahir Kliwon Watak Keras Lahir Pahing Selera Tinggi
Perhitungan pernikahan berdasarkan weton merujuk pasaran Jawa atau hari lahir itu tidak lepas dari karakter pemilik weton.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: abduh imanulhaq
"Ya, 70 sampai 80 persen bisa dipastikan.
Dalam tradisi Jawa, posisi suami sebagai kepala rumah tangga harus memiliki sikap tanggung jawab.
Apabila seorang wanita lebih muda, dipastikan pola berpikirnya lebih tua daripada si suami," tuturnya.
Dia menyebut hal itu bisa dibuktikan, suami lebih dewasa dari segi berpikir karena menjadi pelindung di dalam keluarga.
"Dipengaruhi juga dengan kondisi-kondisi alam di tempat ia tinggal, dari sisi ekologi.
Termasuk pengaruh makanan-makanan yang dikonsumsi," imbuh pengampu mata kuliah Mitologi Jawa tersebut.
Sementara itu, pakar Kejawen sekaligus budayawan asal Salatiga, Sujisno (68), menjelaskan, pernikahan berdasarkan weton merupakan sebuah kepercayaan bagi pemiliknya.
Dalam kepercayaan Jawa, menurutnya, menentukan waktu akad nikah harus dilaksanakan pada hari yang tepat.
Bahkan pula dengan ketepatan perhitungan jam hingga detik.
Hal itu tidak lepas dari tiga siklus global yang ada di dalam kepercayaan tersebut meliputi matahari terbit, matahari di tengah, dan matahari terbenam.
"Itu untuk pagi dan sore pergantiannya ada persekian menit status quo, artinya tidak ada status dari pagi ke siang. Dari sekian menit itu tidak ada status, tidak pagi dan tidak siang. Pada kepercayaan Jawa, anak yang lahir saat itu bukan anaknya," terangnya kepada Tribunjateng.com, Senin (2/11/2020).
Pada siklus pernikahan, ia menyebut ada lima fase dalam penghitungannya.
Fase tersebut dimulai pukul 06.00 WIB dalam fase detik.
Bagi orang-orang yang melaksanakan ijab kabul dalam waktu-waktu yang telah ditetapkan tersebut, menurutnya tidak dapat digeser atau diubah walau hanya satu detik.
Ia mencontohkan Selasa Wage ada dua waktu yang terbaik dalam menikahkan anak, yaitu slamet rejeki dan slamet bahagia.