Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

KKN UIN Walisongo Semarang

Angkat Isu Toleransi, Kelompok KKN 137 UIN Walisongo Semarang Adakan Diskusi Virtual

Kelompok KKN 137 UIN Walisongo Semarang Mengadakan kegiatan Bincang Santai Moderasi Beragama secara virtual dengan mengangkat tema

Editor: abduh imanulhaq
IST
Kelompok KKN 137 UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan Bincang Santai Moderasi Beragama secara virtual dengan narasumber Sayyid Jafar Ash Shodiq Almunawar 

TRIBUNJATENG.COM - Kelompok KKN 137 UIN Walisongo Semarang mengadakan Bincang Santai Moderasi Beragama secara virtual dengan mengangkat tema "Beragama dalam Bhineka Tunggal Ika", Selasa (3/11/2020).

Kegiatan ini dihadiri oleh rekan satu kelompok serta masyarakat umum yang telah terdaftar dan masuk di grup WhatsApp.

Acara ini merupakan bentuk inisiasi dari kelompok KKN 137 UIN Walisongo Semarang yang mayoritas anggotanya berada di wilayah Jabodetabek.

Acara ini mendapatkan apresiasi dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok 137, Dwi Hartanti, S.Gz., M.Gizi yang berkesempatan hadir dan memberikan sambutan.

Menurut Dwi Hartanti acara ini diselenggarakan karena kelompok 137 menilai industry 4.0 semakin mudah seseorang dalam memperoleh informasi.

Sehinggga banyak bertebaran informasi tidak mendasar yang dapat memecah kerukunan umat.

"Pekembangan teknologi khususnya pada era digital berdampak semakin mudahnya persebaran terkait isu-isu dari kerukunan umat beragama bukan hanya di Indonesia tapi juga di dunia," ujar Dwi Hartanti.

Menurut Qonita Annis selaku wakil koordinator kelompok KKN 137, acara ini bertujuan agar masyarakat mampu menerapkan moderasi beragama dalam Bhineka Tunggal Ika dengan baik di lingkungan sekitar mereka serta tidak mudah menghakimi seseorang.

"Kami adakan kegiatan bincang santai moderasi beragama ini bertujuan agar masyarakat mampu menerapkan moderasi beragama dalam Bhineka Tunggal Ika ini dengan baik di dalam lingkungan bermasyarakat. Serta tidak mudah dalam menjudge seseorang. Harapannya masyarakat Tetap mampu bertoleransi antar umat beragama dengan tidak melebih-lebihkan makna 'toleransi' itu sendiri. Intinya tetap memanusiakan manusia," papar Qonita.

Acara berjalan secara lancar selama kurang lebih 2 jam.

Ada pula pemaparan materi dari saudara Sayyid Jafar Ash Shodiq Almunawar selaku narasumber.

Kemudian dilanjutkan sesi tanya jawab guna memberikan ruang diskusi secara langsung antara peserta dengan narasumber. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved