Berita Salatiga
Buat Pasta dari Jagung dan Labu, Mahasiswa UKSW Salatiga Juarai PMIA 2020
Tim Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga berhasil memenangkan kompetisi inovasi di bidang pertanian dalam Panah Merah Innovation Award (PM
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Tim Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga berhasil memenangkan kompetisi inovasi di bidang pertanian dalam Panah Merah Innovation Award (PMIA) 2020.
Kegiatan yang diselenggarakan PT East West Seed Indonesia (Ewindo) sejak September-November 2020 ini melombakan dua kategori yakni inovasi penanaman sayuran dipekarangan dan inovasi kuliner berbahan dasar sayuran dengan total 72 peserta dari Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi Pertanian di Indonesia.
Dua tim UKSW Salatiga yang terdiri dari mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) berhasil menyabet gelar Juara I dan II dalam kategori inovasi kuliner berbahan dasar sayuran.
Masing-masing tim berhasil membawa pulang hadiah utama berupa uang sebesar 20 juta rupiah bagi juara pertama dan 15 juta rupiah bagi juara kedua.
Tim peraih juara I yang beranggotakan Shara Refla dan Rachel Immelda mengusung inovasi kuliner berupa Pasta dari Puree Jagung dan Labu.
Rachel mengatakan, olahan ini dipilih karena bahan bakunya sangat mudah ditemukan. Jagung dan labu menjadi komoditas yang melimpah di sejumlah lahan pertanian di sekitar Salatiga.
“Selain itu pure jagung dan labu dipilih karena dapat dikonsumsi semua kalangan dari balita hingga lansia. Proses pembuatan pasta ini pun tergolong mudah dengan kandungan nilai gizi tinggi. Dalam proses pembuatan kami menghaluskan biji jagung. Selanjutnya direbus bersama dengan labu dan disaring untuk memisahkan air serta puree. Terakhir puree yang sudah dingin ditimbang dan ditambah gula lalu panaskan 20 menit hingga terbentuk pasta,” terangnya dalam rilis kepada Tribunjateng.com, Jumat (20/11/2020)
Sedangkan tim lainnya yang meraih juara 2 membuat inovasi kuliner berupa Wedang Ronde dengan pigmen alami yang kaya antioksidan beranggotakan Fitri Hayuningrat Al-janati, MC Titania Anjaly Putri Edenia, dan Francies Seva Gentaarinda. Wedang Ronde sendiri merupakan salah satu makanan khas Kota Salatiga.
Fitri menyatakan ronde hasil inovasi menggunakan pewarna alami dalam pembuatan bualatan bola ronde dicampur tepung ketan, tepung beras, serta tepung tapioka.
"Pewarna alami tersebut berasal dari daun pandan (pewarna hijau), kunyit (kuning), buah bit (ungu), wortel (oranye), bit dan jeruk nipis (merah)," katanya
Dia menjelaskan, antioksidan dalam ronde ini tak lain berasal dari pigmen-pigmen yang terkandung dalam bahan pewarna alami. Ide ini terbentuk saat kami melihat banyak masyarakat terpapar radikal bebas baik dari polusi maupun gaya hidup. Makanan seperti ini sekaligus tergolong sebagai pangan fungsional.
Dosen pembimbing Dhanang Puspita mengapresiasi prestasi yang berhasil disabet dari dua produk olahan inovasi pangan dalam kompetisi bertema “Innovation on Your Limited Land and Your Own Healthy Food”.
"Saat ini terjadi perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat. Pola konsumsi masyarakat yang dulu bisa dibilang 'asal kenyang sekarang sudah memperhatikan unsur pangan sehat. Karena itu UKSW juga berusaha memanfaatkan bahan pangan lokal yang ada di sekitar untuk menambah nilai ekonomis sekaligus gizi," ujarnya
Dhanang mengungkapkan, akan terus mendorong mahasiswa baik melalui teori maupun praktek langsung untuk terus berinovasi dengan tujuan meningkatkan nilai guna pangan lokal yang ada di Indonesia. (ris)