Penanganan Corona
PSBB DKI Jakarta Berakhir Hari Ini, Catatkan Penambahan Kasus Positif Covid-19 Tertinggi
Kasus harian Covid-19 di DKI Jakarta bertambah 1.579 pada Sabtu (7/11/2020) kemarin. Penambahan tersebut tercatat paling tinggi sejak dilaporkannya
Selama perpanjangan kedua PSBB transisi, jumlah orang yang dites swab di Jakarta per hari tak pernah lagi tembus 10.000 orang.
Berdasarkan data di situs corona.jakarta.go.id, Jakarta pertama kali mencatatkan jumlah orang yang tes lebih dari 10.000 per hari pada 22 Juli 2020.
Saat itu, ada 10.061 orang yang dites dan 416 diantaranya dinyatakan positif Covid-19.
Kemudian, Pemprov DKI konsisten melakukan tes swab kepada 10.000 orang per hari hingga Oktober.
Pada bulan Agustus, tercatat lebih dari 10.000 orang dites swab dalam tiga hari berturut-turut, yakni pada 19, 26, dan 28 Agustus.
Tes swab di Jakarta mulai stabil menembus angka lebih dari 10.000 orang per hari sejak September.
Ada 19 hari di September ketika Jakarta mencatat tes spesimen lebih dari 10.000.
Tren itu berlanjut hingga Oktober, ketika ada 21 hari Jakarta mencatat tes lebih dari 10.000 orang per hari.
Bahkan jumlah orang yang dites mencapai 15.978 orang pada 12 Oktober.
Namun, angka tes mulai menurun pada akhir Oktober sampai pekan pertama November.
Sejak 28 Oktober hingga 20 November, angka tes swab di DKI Jakarta tak pernah lagi menyentuh 10.000 orang per hari.
Angka tes swab baru melampaui angka 10.000 orang pada 21 November 2020.
Berikut rincian jumlah harian tes PCR selama 13 hari perpanjangan kedua PSBB masa transisi.
9 November : 4.913 orang
10 November : 7.351 orang
11 November : 7.501 orang
12 November : 8.718 orang
13 November : 7.954 orang
14 November : 7.951 orang
15 November : 7.991 orang
16 November : 6.021 orang
17 November : 7.786 orang
18 November : 7.717 orang
19 November : 8.014 orang
20 November : 8.282 orang
21 November : 10.291 orang
Bagaimana ketersediaan tempat tidur pasien?
Tercatat penurunan kapasitas tempat tidur isolasi di 98 rumah sakit rujukan selama PSBB masa transisi.
Untuk diketahui, sebanyak 8 rumah sakit rujukan itu ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/169/2020.
Sementara itu, 90 rumah sakit lainnya ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 987 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Kepgub Nomor 378 Tahun 2020 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Covid-19.
Berdasarkan data terakhir hingga 15 November, tersisa 35 persen dari 5.906 kapasitas tempat tidur isolasi di rumah sakit rujukan di Ibu Kota.
Jumlah ketersediaan kapasitas tempat tidur isolasi menurun dibanding update data pada 8 November, yakni tersisa 44 persen.
Sementara itu, tersisa 33 persen dari 806 tempat tidur ICU di rumah sakit rujukan yang diperuntukkan bagi pasien Covid-19.
Saat ini, sebanyak 544 pasien Covid-19 tengah dirawat di ruang ICU.
Jumlah ketersediaan kapasitas tempat tidur ICU meningkat dibanding update data pada 8 November, yakni tersisa 40 persen.
Tak hanya rumah sakit rujukan, Pemprov DKI Jakarta juga menyediakan hotel dan wisma bagi pasien Covid-19 guna mengantisipasi lonjakan pasien.
Tercatat di antaranya tiga hotel di DKI Jakarta yang digunakan untuk isolasi mandiri pasien Covid-19 adalah Ibis Style di Mangga Dua, Jakarta Utara; U Stay Hotel di Mangga Besar, Jakarta Barat; dan Ibis Senen di Jakarta Pusat.
Sedangkan wisma isolasi mandiri yang disediakan untuk penanganan Covid-19 adalah Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) di Jakarta Utara; Graha Wisata Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta Timur, dan Graha Wisata Ragunan di Komplek GOR Jaya Raya Ragunan, Jakarta Selatan.
Hingga berita ini ditulis, belum diketahui apakah Pemprov DKI akan memperpanjang status PSBB transisi atau tidak.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PSBB Transisi Berakhir Hari Ini, Jakarta Catat Penambahan Kasus Positif Covid-19 Tertinggi"