Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Siswi MAN 2 Kudus Merancang Detective Pen Untuk Kenali ‎Zat Berbahaya Makanan

Kekhawatiran terhadap kandungan makanan berbahaya. Jadi alasan Ginaris Sekar Arum dan Almas Fauziyah, siswi MAN 2 Kudus merancang ‎detective pen.

Penulis: raka f pujangga | Editor: m nur huda
Tribun Jateng/Raka F
Siswi MAN 2 Kudus merancang ?detective pen 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Kekhawatiran terhadap kandungan makanan berbahaya yang ada di lingkungan sekitar.

Jadi alasan Ginaris Sekar Arum dan Almas Fauziyah, siswi MAN 2 Kudus merancang ‎detective pen.

Ginaris menceritakan‎ banyak pedagang yang menyalahgunakan boraks, formalin, dan pewarna sintetis untuk makanan.

Padahal kandungan tersebut dapat berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jangka panjang.

Baca juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun: Siti Tewas Tersambar Kereta di Semarang Saat Beli Sayuran

Baca juga: Kronologi Kecelakaan Maut di Sragen, Pengendara CBR Gagal Menyalib hingga Hilang Kendali

Baca juga: Heboh Video Kawah Gunung Merapi Terkini Direkam Pendaki, BPPTKG: Itu Sangat Berisiko

Baca juga: Dikabarkan Perangkat Desa di Sragen Terjaring Razia Bersama 3 Janda Dalam Hotel, Ini Faktanya 

"Saya penasaran juga sama warna makanan yang cerah sekali dan kenapa bisa tahan lama," ujar dia, Sabtu (28/11/2020).

Namun dia tidak bisa mengetahui kandungan makanan tersebut tanpa alat bantu untuk melakukan pengetesan makanan itu.

Siswi MAN 2 Kudus merancang ?detective pen
Siswi MAN 2 Kudus merancang ?detective pen (Tribun Jateng/Raka F)

Selain itu harga yang ditawarkan alat pengetean makanan yang dijual di pasaran saat ini sekitar Rp 200 ribuan.

"Harga alat yang dijual saat ini terlalu mahal,‎ makanya kami coba membuat alat yang lebih murah," ujar dia.

Dia menggunakan bahan-bahan alami untuk melakukan pengetesan terhadap kandungan berbahaya pada makanan.

Siswi MAN 2 Kudus merancang ?detective pen, mampu mendeteksi makanan berbahaya yang ada di lingkungan sekitar.
Siswi MAN 2 Kudus merancang ?detective pen, mampu mendeteksi makanan berbahaya yang ada di lingkungan sekitar. (Tribun Jateng/Raka F)

Bahan alami tersebut terdiri dari ekstrak ubi ungu untuk mendeteksi kandungan boraks pada makanan.

Kemudian sari kulit buah naga dipakai untuk memeriksa kandungan formalin pada makanan.

"Kandungan boraks terdeteksi jika warna ubi ungu berubah menjadi hijau. Sedangkan formalin terdeteksi jika warna merah dari buah naga berubah menjadi pudar," ujar dia.

Kendati demikian, untuk pengujian kandungan pewarna sintetis. Ginaris dan rekannya masih menggunakan kandungan kimia HCL.

Pihaknya masih mencari formulasi alami yang bisa dipakai untuk memeriksa kandungan pewarna sintetis tersebut.

"‎Kami masih mencari bahan alami yang bisa dipakai untuk memeriksa pewarna sintetis ini," kata dia.

Proses penggunaan detective pen itu juga tidak sulit karena cukup mengeluarkan ujung pena sesuai kebutuhan kandungan yang akan diperiksa.

‎Tuangkan ke atas sendok dan campurkan pada makanan yang akan diuji coba hingga hasilnya akan terlihat dalam beberapa menit.

Detective Pen itu sangat mudah dibawa kemana-mana karena bentuknya yang ringkas seperti pulpen pada umumnya.

"Detective pen juga bisa dipakai untuk menulis karena ada empat slot pena di dalamnya. Tiga slot untuk memeriksa kandungan, satu slot lagi pena biasa bisa untuk menulis," ujar dia.

Menurutnya, harga jual Detective Pen ini juga sangat terjangkau karena biaya produksinya hanya Rp 10.100 per buah.

Sehingga jika dilepas ke pasaran, Detective Pen tersebut hanya dibanderol sekitar Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu per buah.

"Harganya sangat murah dibandingkan alat tes yang dijual di pasaran saat ini," jelas dia.

Selain itu, dia juga menyediakan isi ulangnya sehingga tidak perlu lagi membelu pulpen yang baru.

"Alat ini maksimal bisa dipakai untuk lima kali pengetesan makanan. Setelah itu habis nanti bisa diisi ulang," ujar pemenang juara 2 Lomba National Young Inventor Award 2020.

Dia berencana akan mematenkan pulpen tersebut sebelum kemudian memasarkannya secara massal.

"Semoga lancar bisa dipatenkan, dan dijual secara massal," ujar dia.

Sementara itu, guru pembimbing, Widayato‎ mengatakan, ide tersebut memacu anak untuk berpikir kritis berkaitan dengan keresahan terhadap makanan di pinggir jalan.

‎"Karena sekarang masih ada saja pedagang yang menggunakan bahan yang tidak dianjurkan," jelas dia.

Sehingga keberadaan Detective Pen tersebut harapannya dapat memudahkan masyarakat mengenai makanan berbahaya.

Pasalnya karya tersebut unggul dari beberapa hal dibandingkan alat tes yang dijual di pasaran saat ini.

"‎Dari segi keakuratannya dan murahnya, Detective Pen ini merupakan inovasi yang baik untuk mendeteksi kandungan berbahaya pada makanan," jelas dia. (raf)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved