Berita Otomotif
10 Orang Tewas di Tol Cipali, Mengapa Berkendara di Belakang Truk Berbahaya dan Tips Menghindarinya
Dampaknya, saat terjadi sebuah insiden respons dari pengendara akan sangat lambat
Kecelakaan Maut 10 Orang Tewas di Tol Cipali, melibatkan 2 tronton dan Elf
Mengapa Berkendara di Belakang Truk Berbahaya ?
Simak Pula Tips Menghindarinya
TRIBUNJATENG.COM - Tercatat 10 orang tewas setelah mengalami kecelakaan beruntun di Jalan Tol Cipali, Senin (30/11/2020).
Titik lokasinya berada di Km 78+500 yang berada di Kabupaten Purwakarta arah ke Cirebon.
Insiden tersebut melibatkan dua truk tronton dan satu Elf.
Berdasarkan penyelidikan polisi, kecelakaan terjadi diakibatkan satu truk tronton berada di barisan paling depan berhenti mendadak akibat mesin yang mati.
Kondisi tersebut mengakibatkan truk tronton yang ada di belakang bersama Elf yang 10 penumpangnya menjadi korban, sulit melakukan manuver untuk menghindar hingga akhirnya terjadi insiden tabrakan beruntun.
"Jadi, pertama truk tronton berhenti mendadak karena mesin, setelah itu truk tronton kedua menabrak, setelah itu Elf yang menabrak," ucap Direktur Lalu Lintas Polda Jabar Kombes Eddy Djunaedi, yang dilansir dari RegionalKompas, Senin (30/11/2020).
Berkaca dari kejadian tersebut, Kompas.com sudah beberapa kali membahas soal bahaya laten ketika terlalu lama berkendara di belakang kendaraan besar atau truk.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, pengendara mobil bila terpaksa berkendara di belakang kendaraan yang lebih besar, layakan truk atau bus, sebisa mungkin jangan terlalu lama.

Kondisi tersebut tanpa disadari akan membuat pengendara mobil cepat merasa mengantuk dan kehilangan fokus dalam berkendara.
Dampaknya, saat terjadi sebuah insiden respons dari pengendara akan sangat lambat.
"Berada di belakang kendaraan besar seperti truk atau pun bus membuat bosan karena kecepatannya rendah dan pandangannya ngeblock (blindspot), sehingga membuat mengantuk," ujar Sony beberapa waktu lalu. Hal tersebut juga ikut diutarakan oleh pendiri Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu
Menurut Jusri berkendara di belakang kendaraan yang lebih besar akan sangat menyulitkan karena titik buta menjadi lebih besar.