Aktivitas Gunung Merapi
Intensitas Kegempaan Gunung Merapi Meningkat hingga 5 Kali Lipat, Sehari Terjadi 400 Kali
Gunung Merapi masih terus menunjukkan aktivitas yang menandakan adanya proses desakan magma menuju permukaan.
TRIBUNJATENG.COM - Gunung Merapi masih terus menunjukkan aktivitas yang menandakan adanya proses desakan magma menuju permukaan.
Selama November, intensitas kegempaan Gunung Merapi pun meningkat hingga 2-5 kali lebih tinggi dibandingkan Oktober.
"Intensitas kegempaan pada bulan ini 2-5 kali lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober yang lalu," ujar Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, Senin (30/11/2020).
Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Berikut Data Pemantauan Visual, Kegempaan dan Rekomendasi PVMBG
Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Warga Berbondong-bondong Mengungsi
Baca juga: Jet Tempur Israel Terbang Rendah di Wilayah Lebanon Saat Ilmuwan Nuklir Iran Dimakamkan
Baca juga: Login www.pln.co.id Cara Klaim Token Listrik Gratis PLN Desember 2020, Bisa WA 08122123123
Dalam bulan November kegempaan Gunung Merapi tercatat 1.069 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB).
Tercatat juga 9.201 kali gempa Fase Banyak (MP), 29 kali gempa Low Frekuensi (LF).
Ada 1.687 kali gempa Guguran (RF), 1.783 kali gempa Hembusan (DG), dan 39 kali gempa Tektonik (TT).
Dari aspek visual, tinggi asap maksimum 750 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan pada 26 November 2020 pukul 05.50 WIB.
Guguran teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan dengan jarak luncur maksimal sejauh 3 km di sektor barat ke arah hulu Kali Sat pada 8 November pukul 12.57 WIB.
Hanik menuturkan, analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara pada bulan ini menunjukkan adanya perubahan morfologi sekitar puncak, yaitu runtuhnya sebagian kubah Lava1954.
Sedangkan, berdasarkan analisis foto drone pada 16 November 2020, teramati adanya perubahan morfologi dinding kawah akibat runtuhnya lava lama.
Terutama Lava 1997 (selatan), Lava 1998, Lava 1888 (barat), dan Lava 1954 (utara).
"Selain itu belum teramati kubah lava baru," imbuh Hanik.

Sementara, deformasi atau pemekaran tubuh Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada bulan ini menunjukkan adanya laju pemendekan jarak sebesar 11 cm/hari.
Dari pemantauan gas CO2 Gunung Merapi bulan ini, Hanik mengungkapkan pemantauan gas dari stasiun VOGAMOS (Volcanic Gas Monitoring System) di Lava1953 menunjukkan nilai gas CO2 (ppm) dengan interval waktu setiap ±3 jam untuk pengambilan data.
"Selama awal bulan ini hingga tanggal 20 November konsentrasi CO2 menunjukkan nilai yang cukup konstan, yaitu rata-rata 525 ppm."