Sport
Sebut Diego Maradona Pemerkosa, Pesepak Bola Wanita Ini Tak Mau Berikan Penghormatan Terakhir
Seorang pesepak bola wanita asal Spanyol, Paula Dapena, enggan memberikan penghormatan terakhir kepada Diego Maradona.
TRIBUNJATENG.COM.COM - Seorang pesepak bola wanita asal Spanyol, Paula Dapena, enggan memberikan penghormatan terakhir kepada Diego Maradona.
Paula Dapena menyebut legenda sepak bola itu seorang pemerkosa.
Dunia sepak bola kehilangan sosok yang luar biasa dalam diri Diego Maradona beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pria Ini Merasa Tertipu, Rumah yang Dibeli Ternyata Dibangun di Atas Ruang Terbuka Hijau
Baca juga: Dahsyatnya Kecelakaan Maut di Tol Cipali Libatkan 2 Tronton dan Elf, 10 Tewas, Ini Foto-fotonya
Baca juga: Isak Tangis Sambut Kedatangan Satu Keluarga yang Tewas Kecelakaan di Tol Cipali
Baca juga: BLT Subsidi Gaji Diperpanjang Sampai 2021, Ini 4 Bantuan Pemerintah yang Diperpanjang Tahun Depan

Maradona wafat pada Rabu (25/11/2020) di kediamannya yang berada di Buenos Aires akibat serangan jantung.
Seluruh pertandingan sepak bola pun diminta untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Dewa Sepak Bola Argentina itu.
Setiap pemain dan staf yang ada di dalam pertandingan diminta untuk mengheningkan cipta dan tepuk tangan selam beberapa menit.
Akan tetapi, rupanya ada satu pesepak bola wanita asal Spanyol yang enggan untuk memberikan penghormatan kepada Maradona.
Pesepak bola wanita itu adalah Paula Dapena yang membela Viajes InterRias FF, klub sepak bola wanita yang berkompetisi di Divisi Ketiga Liga Spanyol Wanita.
Dalam sebuah pertandingan persahabatan melawan Deportivo La Coruna, Dapena tak mau memberikan tribute kepada Maradona.
Bahkan, Dapena memilih untuk duduk membelakangi para staf dan pemain saat semuanya sedang memberikan penghormatan.
Pesepak bola berusia 24 tahun yang juga berprofesi sebagai guru tersebut rupanya memiliki alasan tersendiri.
Dilansir BolaSport.com dari media Spanyol, AS, Dapena mengaku tak sudi memberikan penghormatan kepada pelaku pemerkosaan dan kekerasan terhadap perempuan.
Bagi Dapena, Maradona memang sosok yang luar biasa di dalam lapangan, tapi merupakan seorang pelaku kekerasan gender di lapangan.
Terlebih lagi, Maradona meninggal tepat pada Hari Menentang Kekerasan Gender yang diperingati tiap tanggal 25 November.
Menurut Dapena, jika dirinya memberikan penghormatan terakhir kepada Maradona, itu artinya dia mendukung pelaku kekerasan.