Focus
Prokes adalah Kunci
Kasus harian Covid-19 di Jawa Tengah menjadi tertinggi di Indonesia, Minggu (29/11/2020)
Penulis: rika irawati | Editor: muslimah
Rika Irawati
Wartawan Tribun Jateng
Kasus harian Covid-19 di Jawa Tengah menjadi tertinggi di Indonesia, Minggu (29/11/2020). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, penambahan kasus di Jateng hari itu mencapai 2.036 orang.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo segera merespon data ini. Menurut Ganjar, ada data ganda sehingga jumlah kasus Covid-19 Jateng yang tercatat di Kementerian Kesehatan gemuk. Ganjar kemudian mempersilakan warga mengakses https://corona.jatengprov.go.id/ untuk mengetahui data riil di Jateng.
Terlepas lonjakan kasus lantaran data ganda, potensi peningkatan kasus Covid-19 di Jateng patut diwaspadai. Apalagi, sebentar lagi libur panjang akhir tahun.
Diprediksi, banyak keluarga yang memilih pulang ke kampung halaman di Jawa Tengah untuk menghabiskan libur akhir tahun. Selain itu, tak sedikit yang menjadikan kota dan kabupaten di Jateng sebagai destinasi wisata.
Sejumlah pemerintah daerah sudah mulai mengantisipasi lonjakan kasus corona jenis baru ini lewat penambahan ruang isolasi bagi pasien positif Covid-19 di rumah sakit. Di antaranya, mengalihfungsikan bangunan yang ada sebagai tempat karantina.
Seperti yang dilakukan Pemkab Batang, yang menjadikan mess Persibat Batang sebagai tempat isolasi. Juga, Pemkot Solo yang bakal membuka tenda untuk tempat isolasi di Benteng Vastenburg bagi pemudik.
Namun, yang tak kalah penting, mencegah penambahan kasus penularan itu sendiri. Terus mengingatkan dan mengubah perilaku warga dalam menerapkan protokol kesehatan menjadi satu cara utama.
Terutama, tak henti mengingatkan agar warga tak abai memakai masker saat beraktivitas di luar rumah, sering mencuci tangan memakai sabun saat di rumah atau di luar rumah, atau memakai hand sanitizer, serta menjaga jarak. Cara ini masih menjadi cara ampuh yang mudah, sebelum vaksin dan obat Covid-19 ditemukan.
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru seperti sekarang ini, warga di sekitar destinasi wisata lah yang harus dipersiapkan. Terutama, tempat wisata alam di pedesaan.
Selama ini, banyak warga di desa yang kurang peduli tentang protokol kesehatan. Hal ini terjadi lantaran mobilitas warga ke luar daerah sangat rendah sehingga kasus Covid-19 di wilayah mereka minim bahkan nol persen.
Libur Natal dan Tahun Baru memungkinkan warga sekitar destinasi wisata di desa tertular dari wisatawan dari luar kota. Sehingga, klaster tempat wisata dimungkinkan muncul bukan hanya terhadap wisatawan tetapi juga warga.
Pengelola tempat wisata juga harus memperketat protokol kesehatan. Khususnya, mewajibkan pengunjung memakai masker dan melarang melepas selama kunjungan wisatawan. Kecuali, saat makan dan minum.
Selain, tentu saja, menyiapkan peralatan cuci tangan di sudut-sudut tempat wisata yang terjangkau. Dengan demikian, pengunjung juga mudah.
Satgas Covid-19 desa juga harus sering mengecek, bahkan melakukan razia masker ke tempat-tempat wisata di wilayah mereka. Kalau perlu, membangun posko di setiap pintu masuk desa untuk memastikan wisatawan yang datang mematuhi protokol kesehatan dan menjaga