Berita Sragen
Cerita Perangkat Desa di Sragen, Keluarga Buronan Bom Bali I Tertutup, Untuk Sensus Saja Kesulitan
Perangkat Desa Gebang mengaku kesulitan melakukan sensus terhadap keluarga terduga teroris Zulkarnaen yang dicokok tim Densus 88 di Lampung.
"Ia masih terdaftar di Kartu Keluarga sini (Desa Gebang) dengan nama Arif Sunarso, bukan nama lainnya," kata Jumanto kepada TribunSolo.com, Senin (14/12/2020).
Berdasarkan informasi yang didapatkannya, Jumanto mengungkapkan Arif Sunarso memiliki anak kurang lebih 6 orang.
Istrinya diketahui tinggal di daerah Tambun, Bekasi, Jawa Barat dengan seorang dokter.
"Di sana sebagai peracik obat, sepertinya," ujar Jumanto.
Istrinya sempat datang ke Desa Gebang untuk mengurus KTP. Namun, Jumanto lupa tahun berapa itu terjadi.
Saat itu, ia sedang diuber kepolisian dan bersembunyi di Kantor Kepala Desa.
"Pada saat itu dia datang ke kantor minta KTP. Kita kan punya kewajiban melayani. Tapi kita tunda-tunda untuk mengorek informasi," ucap Jumanto.
"Kenyataannya tidak bisa menggali informasi tentang suaminya," tambahnya.
Kesaksian Tetangga
Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror mencokok seorang terduga teroris bernama Zulkarnaen (57) di Lampung.
Terduga teroris yang memiliki nama asli Aris Sumarsono alias Daud alias Zaenal Arifin alias Abdulrahman tersebut ditangkap di Gang Kolibri, Toto Harjo, Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Lampung.
Warga Desa Gebang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen itu ternyata bukan sembarangan, karena bersembunyi sejak Kasus Bom Bali I pada 2001 silam.
Dari penelusuran TribunSolo.com, sejak tersiar kabar sosoknya ditangkap Kamis (10/12/2020) lalu, kawasan rumahnya tampak sepi.
Warna rumahnya dominan putih dan pekarangannya cukup luas.
Namun, pintu rumah tersebut dalam kondisi tertutup.