Rocky Gerung Sebut Sikap Jokowi Soal Pelanggaran HAM Ditertawakan Dunia Internasional
Pengamat Rocky Gerung menilai saat ini dunia internasional sedang menertawakan sikap presiden Jokowi terkait pelanggaran HAM yang terjadi di tanah air
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Pengamat Rocky Gerung menilai saat ini dunia internasional sedang menertawakan sikap presiden Jokowi terkait pelanggaran HAM yang terjadi di tanah air.
Hal itu Rocky Gerung sampaikan di akun Youtube Rocky Gerung pada Senin (14/12/2020).
Diketahui, 6 laskar FPI tewas pada 7 Desember dan 4 warga sigi tewas dalam teror yang terjadi pada 27 Oktober.
Atas peristiwa tersebut, Jokowi menegaskan, Indonesia merupakan negara hukum.
Untuk itu, lanjutnya, hukum harus ditegakkan di Tanah Air.
Baca juga: Biodata Widy Vokalis Vierratale Pernah Jadi Korban Percobaan Penculikan
Baca juga: ILC Pamit Cuti Panjang, Karni Ilyas: Malam Ini Episode Terakhir
Baca juga: Rocky Gerung Komentari Bahasa Tubuh Jokowi Saat Bicara Tewasnya 6 Laksar FPI dan 4 Warga Sigi
Baca juga: Petani Hilang Diseret Buaya ke Dasar Sungai
Rocky Gerung menilai presiden Jokowi kurang serius memberikan tanggapan.
"Beliau kurang menunjukkan rasa berwibawa, beliau hanya memberi ucapan standar bahwa pemerintah bertanggungjawab, saya lhita bahasa tubuh beliau begitu," ujarnya.
Rocky Gerung menegaskan jika bahasa tubuh presiden mencari aman.
"Kalau ucapannya hukum harus ditegakkan dan sebagainya itu standar betul reaksinya. Saya bukan masuk dalam masalahnya tetapi hanya mengamati bahasa tubuh beliau yang saya pertanggungjawabkan secara akademis," ucap Rocky Gerung.
Rocky Gerung menilai ada kesan Presiden Jokowi bahwa kasus FPI, Rizieq Shihab dan Sigi tidak terlalu penting untuk dibahas.
"Jadi terlihat kemampuan Presiden untuk menghayati satu peristiwa itu kurang. Dia mungkin tidak paham kalau masalah ini bisa membelah bangsa," kata Rocky Gerung.
Rocky menyatakan, intensi Jokowi terhadap kasus ini belum terlihat di hadapan masyarakat.
"Problem ini melekat dalam kekuasaan, apalagi Presiden Jokowi sepertinya tak mampu mengatasi keadaan. Publik sebetulnya menunggu Jokowi mengucapkan sesuatu yang bijak," beber Rocky.
Rocky Gerung menilai, sosok Jokowi hadir sebagai presiden namun tak hadir secara etis sebagai kepala negara.
"Kadang kala ekspektasi kita memang tinggi, kita ingin dunia internasional menonton atau membaca sesuatu yang cukup bermutu. Jadi soal ini, Presiden Jokowi terganggu secara psikis dan mau ditekan dengan reaksinya," kata Rocky Gerung.