Fokus
Vid, Kapan Lungamu?
Tahun ini merupakan tahun terberat bagi semua orang lantaran serangan wabah covid-19.
Penulis: galih permadi | Editor: moh anhar
Tahun 2020 akan berakhir 15 hari lagi. Tahun ini merupakan tahun terberat bagi semua orang lantaran serangan wabah covid-19.
Sampai sekarang, Wabah covid-19 belum tampak ujung berakhirnya. Bahkan corona di Jateng beberapa hari ini semakin menjadi-jadi hingga membuat beberapa rumah sakit daerah nyaris penuh tak bisa menampung pasien corona.
Sebut saja RSUD Kudus,Klaten, Blora, Sragen, Purworejo, Banyumas, Solo, Purbalingga, dan Kota Semarang. Gubernur Ganjar Pranowo pun menyiapkan dua tempat isolasi terpusat di Asrama Haji Donohuan Boyolali dan gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jateng di Semarang.
Secara umum, hingga pekan kemarin tempat tidur isolasi di Jateng sebanyak 5.124 terpakai 3.889 atau tingkat keterisian sekitar 75 persen. Jadi, tersedia sebanyak 1.235 unit tempat tidur isolasi. Sementara, untuk tempat tidur ICU, terpakai 253 atau 62 persen. Yang tersedia sebanyak 149 unit.
"Itu rata- rata di Jateng. Memang ada yang hampir 100 persen (tingkat keterisian). Tapi ada juga yang kosong," jelas Kepala Dinkes Jateng, Yulianto Prabowo, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Jadwal Belajar dari Rumah di TVRI Hari Ini Rabu 16 Desember 2020
Baca juga: Ditemukan Kucing Merah Langka Pertama Kali di Hutan Kalimantan, Awalnya Hanya Ujicoba Kamera
Baca juga: Viral Foto KTP Tertawa Nadila Suhendar, Dimarahi Petugas & Ada yang Menggoda, Begini Ceritanya
Kabar meninggalnya orang terpapar corona pun bersliweran. Di Purworejo, seorang dokter di RSUD Dr Tjitrowardojo, dokter Wuryanto meninggal dunia seminggu lalu. Keganasan corona juga merenggut nyawa bapak dan anak di Purworejo, kemarin. Hal sama juga dialami seorang dokter di klinik swasta di Karanganyar meninggal terpapar corona, Senin (14/12) lalu.
Berdasarkan laman Worldometers, Selasa (15/12/2020) pagi, di Indonesia terjadi 623.309 kasus positif, 18.956 orang meninggal dunia, dan 510.957 pasien berhasil disembuhkan.
Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga, Laura Navika Yamani mengatakan, tingginya jumlah kasus kematian merupakan dampak dari semakin tingginya penambahan kasus harian dan kasus aktif Covid-19. Akibatnya, fasilitas kesehatan mengalami overkapasitas yang berisiko kepada kesulitan penanganan pandemi.
"Banyaknya kasus harian baik yang bergejala maupun tidak tentunya harus didukung oleh fasilitas kesehatan yang memadai sehingga mendapatkan penanganan lebih cepat dan tidak berisiko pada peningkatan kondisi fatal bahkan kematian. Jadi semakin banyak kasus, menyebabkan risiko pada kesulitan penanganan pada orang-orang yang terinfeksi dengan Covid-19," ujar Laura beberapa waktu lalu.
Sudah saatnya pemerintah lebih ekstra mengupayakan peningkatan fasilitas kesehatan maupun surveilans kesehatan melalui pelacakan (tracing), pemeriksaan (testing) dan perawatan (treatment) agar penyebaran kasus Covid-19 dapat dikendalikan. Kemudian, masyarakat lebih meningkatkan kedisiplinan dalam mematuhi protokol kesehatan agar tidak mudah terinfeksi Covid-19. "Sehingga beban fasilitas kesehatan tidak menjadi tinggi yang menyebabkan terhambatnya penanganan yang berujung pada peningkatan kasus kematian karena covid-19," ujarnya.
Khawatir? Tentu saja. Karena musuh yang dihadapi ini tak kasatmata. Apalagi sebentar lagi libur Natal dan Tahun Baru tiba. Buat perantau ingin pulang kampung saat liburan Natal dan Tahun Baru masih punya waktu berfikir untuk menunda. Begitu pula keluarga di rumah, sarankan keluarga di perantauan untuk menunda kepulangan.
Harapan berakhirnya wabah ini tentu ada. Paling tidak dengan vaksin sinovak yang sudah didatangkan pemerintah dan diharapkan segera didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Vid, Covid kapan lungamu? Semoga wabah ini segera berakhir. Amin.(*)