Berita Karanganyar
Cerita Best Antar Pendaki Ritual di Gunung Lawu, Ketemu Prajurit Misterius, Kambing Mogok Jalan
Kejadian janggal serta beresiko tinggi kerap dialaminya saat menjadi porter pendaki ritual dibandingkan dengan pendaki pada umumnya
Penulis: Agus Iswadi | Editor: muslimah
Cerita Best alias Purharyanto Antar Pendaki Ritual di Gunung Lawu
Banyak kejadian mists dialami
Ketemu Prajurit Misterius yang suaranya berderap hingga penunggang kuda tanpa kepala
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANAYAR - Kemegahan Gunung Lawu yang berada di perbatasan antara Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah dengan Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur menjadi daya tarik tersendiri bagi pendaki dari berbagai daerah untuk menapakan kakinya mulai dari basecamp hingga puncak.
Keindahan panorama alam tak ayal menjadi pembasuh letih para pendaki selama perjalanan.
Di Gunung Lawu, terkadang puncak bukan menjadi tujuan utama.
Melainkan sensasi makan pecel di atas gunung justru menjadi pemantik utama para pendaki dari berbagai daerah singgah di Gunung Lawu.
Baca juga: Kami Tidak Terlalu Senang dengan Kedatangan Joe Biden, tapi Sangat Senang dengan Kepergian Trump
Baca juga: Profesor Ini Bunuh Diri karena Mau Buktikan Kehidupan Akhirat, Seminggu Kemudian Ini yang Terjadi
Baca juga: Reaksi Munarman saat Najwa Shihab Sebut Sederet Aksi Teror oleh FPI, Bandingkan dengan Pejabat Korup
Baca juga: Tak Diambil Sejak Ayu Ting Ting Terkenal, Gaji PNS Abdul Rozak Menumpuk, Segini Jumlahnya

Pendaki tidak perlu khawatir apabila kehabisan bekal selama perjalanan.
Warung semi permanen dapat menjadi alternatif untuk mengisi perut yang keroncongan atau sekedar istirahat memulihkan tenaga.
Di balik keindahan dan keunikannya, Gunung Lawu ternyata juga menyimpan cerita-cerita janggal.
Purharyanto (30) pernah mengalaminya kejadian janggal selama menjadi porter maupun guide (penunjuk arah).
Warga Gondosuli Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar itu menjadi porter dan guide sejak 2006 lalu.
Pengalaman naik gunung bersama almarhum ayahnya menjadi bekal awal sebelum menjadi porter. Saat itu usianya sekitar 10 tahun.

Menjadi porter bagi ayah satu anak itu hanya menjadi sampingan saja.
Tepatnya pada 2007, laki-laki yang akrab disapa Best itu kemudian masuk komunitas pecinta alam, Anak Gunung Lawu (AGL).