Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

AS Kerahkan Kapal Selam Dilengkapi Rudal, Buntut Ketegangan dengan Iran yang Terus Meningkat

Di tengah ketegangan terus meningkat dengan Iran, Angkatan Laut AS mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir yang dilengkapi rudal.

Kompas.com/Istimewa
Salah satu kapal selam milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), USS Georgia, muncul di Selat Hormuz pada Senin (21/12/2020). Kapal selam itu didampingi oleh dua kapal penjelajah berpeluru kendali yakni USS Port Royal dan USS Philippine Sea saat berlayar melalui Selat Hormuz. (Twitter @USNavy) 

TRIBUNJATENG.COM – Di tengah ketegangan terus meningkat dengan Iran, Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir yang dilengkapi rudal ke kawasan Teluk Arab.

Hal itu disampaikan pihak Angkatan Laut AS pada Senin (21/12/2020) sebagaimana dilansir dari The National.

Kapal selam USS Georgia didampingi oleh dua kapal penjelajah berpeluru kendali yakni USS Port Royal dan USS Philippine Sea saat berlayar melalui Selat Hormuz.

Baca juga: Ini 7 Kontestan Indonesian Idol yang Tampil Showcase Malam Ini, 3 Peserta Mengundurkan Diri

Baca juga: Anggota DPR Ini Sebut Siswi SMP di Kota Depok 70 Persen Sudah Tak Perawan: Ini Sangat Menyedihkan

Baca juga: Hendi Digadang Jadi Calon Potensial Pilgub DKI Jakarta

Baca juga: Defisit APBN Membengkak, Sri Mulyani: Sudah Melebihi Aturan di Perpres 72

"Kehadiran (USS) Georgia di wilayah operasi Armada ke-5 AS menunjukkan kemampuan Angkatan Laut AS untuk berlayar dan beroperasi di mana pun hukum internasional mengizinkan," kata Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan.

Angkatan Laus AS menambahkan, kehadiran USS Georgia di Selat Hormus menunjukkan komitmen dan dukungan AS kepada mitra regional.

Selain itu, Angkatan Laut AS mengeklaim kehadiran kapal selam itu di selat yang berdekatan dengan Iran itu merupakan bukti bahwa AS siap menghadapi ancaman.

USS Georgia dapat menampung hingga 156 rudal jelajah Tomahawk dan membawa sebanyak 66 pasukan operasi khusus.

Pernyataan langka itu muncul setelah Iran berjanji akan membalas dendam atas pembunuhan ilmuwan nuklir topnya, Mohsen Fakhrizadeh, dan pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani.

Soleimani, yang merupakan komandan pasukan elite Garda Revolusi Iran, dibunuh di Baghdad, Irak, dalam sebuah serangan pesawat nirawak pada awal tahun ini atas perintah Presiden AS Donald Trump.

AS telah berjanji untuk membalas jika Iran melancarkan serangan apa pun di tengah peringatan kematian Soleimani.

 
Jenderal Kenneth McKenzie, yang mengawasi pasukan AS di Timur Tengah, mengatakan kepada wartawan pada Minggu bahwa AS siap membela diri.

"Kami siap untuk membela diri, teman, dan mitra kami di kawasan ini, dan kami siap untuk bereaksi jika perlu," tutur McKenzie.

“Menurut saya, kami berada dalam posisi yang sangat baik dan kami akan siap untuk apa pun yang mungkin dipilih oleh Iran atau perwakilan mereka untuk mereka lakukan,” sambung McKenzie.

Setelah Soleimani terbunuh, Teheran meluncurkan serangan rudal ke lokasi yang menampung pasukan AS di Irak.

Serangan itu mengakibatkan cedera otak traumatis pada 110 tentara Amerika tetapi tidak ada korban jiwa.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved