Liga Indonesia
Dadang Hidayat 11 Tahun Setia Bersama Persib, Ini Kisahnya Lepas dari Bayang-Bayang Degradasi
Selain itu, hal lain yang membuat kiprah Dadang Hidayat layak diapresiasi adalah kesetiaannya kepada Persib.
Selain Robby Darwis, Dahi banyak belajar dengan Sutiono Lamso, yang merupakan seorang penyerang.
"Paling intens memang belajar dengan Mas Suti (Sutiono Lamso) karena kalau penyerang dia lebih tahu kelemahan pemain belakang.
Namun, pemain lain seperti Kang Roy Darwis, Dede Iskandar juga sering kasih masukan.
Kalau saya, siapa pun yang memberi masukan, pasti saya terima," kata Dahi.
Muncul saat prestasi Persib tengah menurun
Lima tahun bersabar, kesempatan main secara reguler di tim utama akhirnya didapatkan Dahi pada Liga Indonesia V 1998-1999. Saat itu, terjadi pergantian tampuk kepelatihan Persib dari Suryamin ke Indra Thohir. Saat itu, Persib juga harus merelakan hengkangnya Robby Darwis ke Persikab Kabupaten Bandung.
Indra Thohir yang tahu potensi Dahi pun tanpa berpikir dua kali langsung menunjuk Dahi untuk menggantikan posisi Robby.
Tidak hanya itu, Indra Thohir juga memercayakan Dahi menjadi kapten kesebelasan.
Sayangnya, ketika nama Dahi mulai muncul ke permukaan, prestasi Persib tengah menurun.
Dahi tidak menampik, salah satu penyebab mundurnya prestasi Persib selepas meraih gelar juara Liga Indonesia 1994-1995 dikarenakan proses regenerasi yang tidak berjalan mulus.
Di era Dahi, keterpurukan Persib mencapai titik nadir.
Maung Bandung bahkan sampai nyaris terdegradasi.
Kejadian kelam itu terjadi pada 2003, ketika Persib mulai membuka diri untuk menggunakan jasa pemain asing.
Saat itu Persib menunjuk pelatih asal Polandia, Marek Andrzej Sledzianowski, untuk menukangi tim.
Marek pun datang dengan membawa tiga pemain asal Polandia; Mariusz Mucharski, Maciej Dolega, dan Piotr Orlinski.