Berita Internasional
Iran Tangkap Kapal Tanker Korea Selatan, Sebagian Awak Kapal dari Indonesia
Pemerintah Iran kembali berulah dengan melanggar aturan internasional. Negeri Republik Islam Iran itu mulai memperkaya uranium hingga 20% di fasilita
Dari Israel, yang memiliki program senjata nuklirnya sendiri yang tidak dideklarasikan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengkritik keputusan pengayaan Iran.
Dia mengatakan itu tidak dapat dijelaskan dengan cara apa pun selain kelanjutan dari mewujudkan tujuannya untuk mengembangkan program nuklir militer.
"Israel tidak akan mengizinkan Iran membuat senjata nuklir," tambahnya.
Teheran telah lama mempertahankan program nuklirnya untuk tujuan damai.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan tidak terlibat dalam kegiatan utama yang terkait dengan desain dan pengembangan senjata nuklir Iran.
Langkah Iran dilakukan setelah parlemennya mengesahkan RUU, yang kemudian disetujui oleh pengawas konstitusi.
Bertujuan meningkatkan pengayaan guna menekan Eropa agar memberikan keringanan sanksi.
Ini juga berfungsi sebagai tekanan menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden, yang mengatakan bersedia kembali memasuki kesepakatan nuklir.
Iran memberi tahu Badan Energi Atom Internasional minggu lalu untuk mengambil langkah itu.
IAEA, Senin (4/1/2021) mengatakan inspektur telah memantau kegiatan di Fordo.
Direktur jenderal Rafael Mariano Grossi berencana untuk mengeluarkan laporan kepada negara-negara anggota organisasi PBB di kemudian hari.
Sementara itu, data satelit dari MarineTraffic.com menunjukkan MT Hankuk Chemi di lepas pantai kota pelabuhan Iran Bandar Abbas pada Senin sore.
Kapal telah melakukan perjalanan dari fasilitas petrokimia di Jubail, Arab Saudi, ke Fujairah di Uni Emirat Arab.
Kapal itu membawa bahan kimia yang tidak diketahui, menurut firma analisis data Refinitiv.
Panggilan ke Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dan pemilik terdaftar kapal, DM Shipping Co. Ltd. dari Busan, Korea Selatan, tidak segera dijawab.